Cerita Seks Mengintip Mama

Terlambat Sekolah

Cerita Seks Mengintip Mama - Sial sekali nasibku hari ini, aku terlambat datang ke sekolah. Aturan yang berlaku di sekolahku melarang siswa yang terlambat masuk ke kelas sebelum jam ke 2 dimulai. Sebagai gantinya siswa yang terlambat harus menjalani hukuman mengumpulkan sampah sebanyak satu kantong kresek ukuran sedang dan mencaputi rumput liar yang tumbuh di pekarangan sekolah. Sedikit perkenalan saat ini aku masih berada di kelas satu sebuah SMP tidak jauh dari rumah.

Karena keterlambatan ini adalah pengalaman pertama sejak 3 bulan menduduki bangku SMP ini, aku merasa takut. Aku memutuskan untuk pulang saja ke rumah. Bukan hukuman yang diberikan sekolah atas keterlambatanku yang aku takuti, melainkan petugas piket yang galak, petugas tersebut adalah ibu guru matematika yang terkenal pemarah dan menambah hukuman siswa atas kesalahan yang dilakukan dengan hal-hal yang memalukan.

Pengalaman buruk pertamaku dengan beliau adalah saat pertama kali aku lupa membuat PR aku dihukum berdiri di depan kelas sambil mengangkat bangku di atas tangan.

Mengintip MamaAku tidak termasuk anak bandel, nakal, pemalas di sekolah. Aku tergolong anak bisaa, tidak terlalu pintar, rajin dan mencolok di kelas. Karena hal inilah membuatku takut untuk menuju gerbang sekolah. Karena begitu petugas piket melihatku aku akan segera dikenai hukuman. Sebab itulah aku kembali pulang ke rumah.

Rumahku berjarak sekitar 2 km dari sekolah, aku berangkat dan pulang sekolah dengan jalan kaki. Sayang sekali aku terlambat berangkat hari ini karena aku mulai merasakan kebisaaan aneh. Mungkin ini adalah efek deri pubertas yang mulai mendatangi masa remajaku. Tadi pagi aku mandi terlalu lama, bisaanya aku mandi dengan cepat.

Mohon maaf karena aku tinggal di desa dan rumahku tidak memiliki kamar mandi aku mandi di sungai dibelakang rumah. Yang membuat aku mandi lama adalah aku tertegun saat melihat ibuku yang ikut mandi bersamaku.

Sebelumnya aku memang mandi bersama ibuku, hanya saja semenjak kelas 6 SD, aku malu karena menjadi olokan untukku oleh teman-temanku.

Aku tertegun, bingung dan merasa ada yang lain saat melihat tubuh ibuku polos di hadapanku, walaupun hanya ibuku memunggungiku dan hanya terlihat ibuku dengan posisi jongkok dan membelakangiku mungkin karena menganggap aku sudah cukup dewasa. Aku hanya bermenung-menung tanpa sadaar kalo kontolku telah berdiri tegang. Namun aku beruntung karena ibuku tidak bisa melihat kontolku yang tegang karena tubuhku terendam dalam air sungai sedalam pusatku.

Begitu ibuku selesai mandi dan memakai handuk ibuku menolehku dan menyuruhku agar cepat mandinya.

“Joni cepetan mandinya nati terlambat?”.

“Ya bu..”Ibu duluan ya!!”Selepas kepergian ibuku aku terus terbayang sampai aku mandi karena takut terlambat. Dan ternyata aku memang terlambat, sial!!.

Dalam perjalanan pulang saat inipun masih terbayang tubuh ibuku walaupun hanya tampak dari punggung. Sudah lama sekali rasanya, ibuku yang baru berumur 32 tahun masih memiliki body yang aduhai seperti CJ Parker tokoh Baywatch idolaku.

Tapi yang jelas hanya bayangan punggung ibuku, karena bagian depan sudah lama tidak kulihat.

Aku tinggal berdua dengan ibuku, ibuku menikah 13 tahun yang lalu dengan ayahku seorang sopir truk. Tiga tahun yang lalu ayahku meninggalkan kami karena telah menikah dengan wanita lain diseberang pulau, tinggallah aku dan ibuku. Ibuku menghidupiku dengan usaha cuci baju. Beruntung di dekat rumah kami ada kompleks perumahan, ibuku menerima cucian dari warga perumahan tersebut yang rata-rata adalah pendatang yang merupakan pekerja sibuk.

Ibuku mencuci pakaian tersebut di sungai belakang rumahku pada pagi hari di tempat aku dan ibuku mandi tadi pagi. Keaadaannnya cukup tertutup karena berada di belakang rumah, dan antara tebing yang penuh semak belukar yang tingginya sekitar 2 meteran diseberang sungai yang lebarnya hanya sekitar 2 meteran juga dan kedalaman sekitar 1 meteran, memiliki air yang jernih dan arus yang tidak terlalu deras.

Aku pikir ini adalah kesempatanku untuk menyelinap ke rumah agar ibuku tidak mengetahui aku tidak masuk sekolah. Aku berniat berdiam diri dikamarku agar tidak diketahui ibu. Karena ibuku bisaanya seteleh mencuci mengentarkan cucian yang telah selesai ke pemesan sebelum aku pulang.

Aku pulang sekitar pukul 2.00 siang dan ibuku bisanya pulang saat jan 2.30 dimana aku lebih dulu sampai di rumah, aku juga tidak tahu kapan ibu pergi mengantar cucian, karena ibuku bisaanya hanya bekerja dari senin sampai sabtu dan hari minggu ibuku bisaanya jualan pagi hari di lapangan dekat rumah. Sedangkan aku sekolah dari senin sampai sabtu.

Aku terpaksa lewat belakang, karena ternyata pintu depan terkunci dari belakang. Aku mengendap-endap agar tidak diketahui ibu yang sedang mencuci di sungai, karena sudah pasti ibuku mencuci saat pintu depan di kunci dari dalam.

Tapi dari seberang di dekat tebing depan sungai tempat ibu mencuci terlihat tebing penuh semak, aku tidak bisa melihat ke arah sungai karena posisi sungai jauh berada di bawah, jika aku lewat terus ke samping rumah aku akan berada pas di tempat aku mandi bisaanya, Tapi sebelum sampai aku mendengar suara seperti ibu yang sedang mencuci. Aku bisa ketahuan jika aku terus menuju arah itu. Aku putuskan untuk berbalik arah dan mengitari tempat itu aku menuju ke arah kiri tebing, rencanaku aku akan lewat agak ke atas dari tempat itu karena jika aku mencoba lewat jalan kanan aku terhalang oleh pagar rumahku.

Saat aku berada di dekat tebing aku melihat ada dua anak SMP sebaya denganku. Aku tidak mengenal mereka, hanya saja dilihat dari seragam mereka sekolah di SMP yang berjarak sekitar 100m dari SMPku. Mereka terlihat asyik merumput di semak. Aku penasaran ingin tahu apa yang mereka lakukan.

“Hai!” Sahutku pelan kepada mereka. Mereka berpaling terkejut dan menaruh jari telunjuk di mulut.

“Sssttt..diam mau liat ga’?? Tapi diam aja!!”kata salah satunya. Akupun menurut dan ikut menunduk dan mengarahkan pandangan ke arah yang mereka lihat.

Wow!! Sungguh sangat mengejutkan aku melihat ibuku mencuci di sungai tanpa menggunakan sehelai benangpun, alias bugil. Aku baru tahu ternyata selama ini ibuku mencuci baju pesanan tersebut telanjang di sungai. Dan tidak seperti tadi pagi, kali ini terlihat ibu duduk menyamping sambil mencuci, terlihat buah dada ibu yang menggantung bergoyang mengikuti irama tubuhnya yang sedang mencuci. Sekali-kali ibu berbalik ke arah kami, atau sungai tepatnya untuk mencelupkan kain.

Sungguh pemandangan yang menakjubkan, dada ibu yang masih terlihat kencang dan besar dengan kulit yang kecoklatan dan berkilau karena basah dan diterpa oleh cahaya matahari. Tetesan keringat yang mengalir dari kening, mengucur ke leher, hingga ke dada, dimana terdapat dua buah dada yang menggantung dengan puting yang berwarna agak gelap kecokelatan dengan ukuran sebesar puntung rokok dan kira-kira sepanjang 1 cm dan warna kecokelatan yang mengelilingi puting tersebut.

Dan baru kali ini semenjak terakhir kelas 6 SD aku melihat semuanya dengan jelas termasuk memeknya yang diselimuti bulu tebal dan lunak karena basah oleh air.

“Mantaph khan??”kata salah satu anak tadi. Akupun sadar, dan mau marah karena yang mereka intip adalah ibuku, tapi aku tahan dulu, entah kenapa aku merasa ini sangat memuaskan.

“Hai liat nich??Mereka mengeluarkan cairan putih dari kontol mereka, akupun terkejut kenapa pipis mereka seperti ini.

“LO kok pipisnya putih???” Emang kamu ga’ tau ini apa?? Tidak jawabku.

“kamu keluarin dech burungmu lalu pegang dengan tangan kanan tarik naik turun seperti ini!!”kata salah satu anak sambil mempraktekkan. Akupun mencoba melakukannya dengan kontolku yang tegang sambil melihat adegan ibuku mencuci bugil, semakin lama tangan akupun semakin kencang karena terasa begitu nikmat, sekitar 5 menit kemudian akupun mengeluarkan cairan putih seperti mereka tadi.

Benar-benar melegakan!!

Lalu akupun bersama mereka terus memperhatikan ibuku yang mecuci sampai dia selesai dan mulai menjemur pakaian ternyata ibuku juga melakukannya tanpa handuk, tetap bugil sampai ibu masuk ke rumah.

Setelah itu kamipun saling berkenalan, yang sama tinggi denganku sekitar 140cm namanya Bayu, dan satu lagi lebih pendek dariku sekitar 130 cm namanya Dani. Setelah berkenalan aku lega mereka rumahnya jauh dari sini, butuh naik angkutan umum dua kali nyambung dari rumahku, akupun juga mengaku kalo rumahku jauh juga, memalukan sekali jika mereka tahu yang mereka intip adalah ibuku.

Ternyata mereka sudah empat hari ini tidak masuk sekolah karena 4 hari yang lalu mereka juga sama terlambat sepertiku, karena takut dihukum dan takut untuk pulang ke rumah, mereka main berputar-putar saja keliling-keliling hingga menemukan tontonan gratis ibuku yang mencuci bugil katanya. Dan 3 hari berikutnya sampai sekarang mereka memang sengaja tidak masuk sekolah karena ketagihan.

Dan syukurlah ternyata yang mengetahui tontonan gratis tersebut baru mereka berdua, mereka belum bercerita ke teman-temannya karena belum masuk sekolah dan bertemu teman satu sekolah selama 4 hari terakhir ini. Karena terus terang aku juga tidak rela ibuku jadi tontonan banyak orang, akupun berdalih kepada Bayu dan Dani agar hal ini dirahasiakan, dengan alasan mumpung gratis mending kita aja yang tahu siapa tahu nanti dapat lebih, kataku.

Bayu : iya aku jadi ingin ngentot sama tuch tante, syukur-syukur bisa!!

Dani : boleh juga tuch, kita mesti mikirin strategi agar bisa ngentot sama tuch tante, bosan juga kalo Cuma bisa ngocok, aku pengen meremas toket tante tuh, diisep..

Bayu : memeknya juga bagus, tapi baru keliatan bulu..hahahaha…

Karena aku tidak tahu apa itu ngentot aku Cuma diam, dan ikut mengiyakan biar tidak dibilang katro dan ketahuan kalo aku bukan berasal dari daerah yang cukup maju tapi dari desa ini.

Selanjutnya sekitar pukul 11.30 kamipun beranjak dari tebing itu dan berpisah di tepi jalan saat mereka naik angkutan umum dan aku berdalih berlawanan arah. Akupun pulang dan begitu lewat pintu depan sudah bisa dibuka dengan kunciku karena ibu sudah pergi. Karena lelah akupun langsung tertidur.

Sekitar pukul 4 sore ibuku membangunkanku karena Rudi temanku datang ke rumah mengajakku main bola. Aku keluar den beruntung Rudi tidak bicara dengan ibuku kalo aku tidak masuk sekolah, ya karena Rudi satu sekolah dan sekelas denganku sejak SD hingga sekarang. Aku keluar dengan Rudi dan minta Rudi untuk merahasiakan aku tidak masuk sekolah.

Saat main bola aku merasa bosan, pikiranku hanya terbayang kejadian saat ibu mencuci bugil. Tiba-tiba terlintas dibenakku kalo ibu biasanya akan mandi sore tidak lama lagi. Aku membuat alasan dan pulang ke rumah.

Beruntung aku pulang dalam keadaan dekil, penuh keringat. Ibuku menyruh aku mandi segera. Karena melihat ibuku belum bersiap untuk mandi aku berdalih untuk rebahan dulu dan menunggu dengan sabar saat ibuku akan mandi.

Sekitar pukul 6 sore ibukupun bersiap-siap mau mandi. Aku bergegas mendahului agar ibuku tidak berprasangka buruk. Beruntung ibuku juga ikut mandi tanpa rasa curiga. Seperti biasa aku mandi bugil dan menceburkan diri ke sungai, ibuku juga telanjang bulat seperti biasa, hanya saja kali ini berdua denganku di sungai. Ibu masuk perlahan ke dalam membelakangiku. Aku merasa tidak puas, aku menyelam dan berenang mengitari ibu. artseks.com

Ibu : Tumben jon, kamu mau mandi lagi sama ibu, ga’ malu diliat teman??

Aku pura-pura marah, aku duluan kesini ibu, ibu malu-maluin saja. Dan ibuku dengan santai berdiri dan senyum, terlihat jelas pemandangan indah dari dekat memek ibuku segaris mulus bermahkotakan bulu yang layu basah oleh air karena ibuku berdiri tepat di kepalaku. Dada yang indah terlihat lebih jelas, ternyata ukurannya selebar hampir dua kali ukuran lebar botol AQ*A satu liter.

Puting yang menonjol sebesar puntung rokok, dan ternyata panjangnya dari posisi sekarang lebih dari 1 cm, dan dilingkari oleh warna kecokelatan seluas 5 sampai 7 cm.

Ibuku mengambil sabun dan menyabuni dadanya, putaran tangan di dadanya di depanku membuat aku terpana dan kontolku semakin tegang, beruntung tertutup oleh air sungai. Ibuku cuek tanpa memperhatikan aku. Ibuku menyabuni tubuhnya sambil bercerita denganku.

“Joni sekarang udah semakin besar, ibu kangen bersama-sama dengan joni lagi, bisa mandi bersama lagi sini ibu mandiin. Akupun terkejut, bukan karena ibu mau memandikan ku, tapi karena kontolku masih tegang. Aku panik, tapi ibu menarikku dan menyabuni kepalaku, aku menunduk dan terus mempertahankan posisi kontolku tetap di dalam air. Ibuku mendekatkan kepalaku ke dadanya membuat mukaku bersentuhan dengan dada ibuku, semakin dekat semakin jelas, napasku tak karuan, saat akan beralih ke bagian lain aku memalingkan badanku membelakangi ibuku.

Spontan ibuku menyabuni punggunggku, kali ini aku duduk di samping sungai dan ibuku di belakang menyabuni punggungku. Aku semakin gelisah karena kontolku semakin tegang. Karena gemataran ibuku bertanya apakah aku kedinginan, aku tak sengaja menjawab kontolku tegang bu..

Ibuku terkejut dan berhenti sejenak, dan lalu berkata, itu tandanya kamu sudah mulai dewasa nak. Kenapa begitu bu kataku spontan. Coba balik kesini kata ibuku. Aku berdiri dan kontolku tepat berada di depan wajah ibuku. Ibuku terkejut melihat kontolku yang tegang dan membesar dengan ukuran panjang sekitar 12 cm dan lebar sekitar 4 cm. ibuku bilang wah sekarang punya joni sudah semakin besar.

Aku malu karena dalam benakku ibu pasti mengira aku bernafsu dengannya sehingga kontolku tegang. Dan semakin tegang dengan pemandangan tubuh ibuku yang telanjang.

Tapi ibu dengan santai menyabuniku sambil berdiri. Terlihat jelas lagi tubuh ibuku dengan kulit sawo matang, dada yang berbusa sabun, memek yang indah dengan bulu layu karena basah, dan ibuku memang agak sedikit semok, terlihat dari ukuran pipi yang agak tembem, pantat yang besar, bahu lebar dan perut yang agak sedikit buncit sekitar 10 cm menonjol ke depan tetapi terlihat sempurna dengan ukuran payudara selebar dua kali ukuran AQ*A satu liter dan tinggi ibu sekitar 170cm lebih tinggi dariku yang hanya 140 cm.

Ibuku menyabuniku mulai dari dada, perut termasuk kontolku yang semakin tegang. Dan terasa semakin tegang dengan kegelian yang kurasakan.

Saat ibuku menyabuni kontolku yang tegang, tak terasa cairan putih keluar sedikit dari kontolku. Ibukupun terkejut dan keheranan. Wah kamu udah dewasa nak, liat kata ibu sambil mengambil sperma yang keluar dan melihatkan ke wajahku. Aku gugup dan diam saja. Ibuku lalu berkata kamu tahu ini apa. Dengan terbata-bata akupun menjawab.

“Aaa…aa..kok..kok..pipis joni putih bu??.

Hahahaha…Ibuku tertawa, joni-joni, ini namanya sperma nak, kalo udah keluar sperma dari burung joni itu tandanya joni udah dewasa. Aku mulai tenang dan bicara, “ooo gitu ya bu.. jadi selanjutnya pipis joni putih ya bu…

Hahahaha…bukan nak ini, kalo kamu lagi teransang baru bisa keluar sperma. Mendengar kata teransang aku jadi malu, tapi beruntung ibuku juga orang desa yang lugu sepertiku. Aku diam dan ibu terus menyabuniku. Selanjutnya giliranku seperti dulu waktu kecil sebelum kelas 6 SD aku menyabuni punggung ibuku.

Dan ternyata ibu juga baik, membalikkan tubuhnya dan membiarkanku menyabuni tubuh bagian depannya, mulanya aku ragu saat mau menyabuni dada ibu, ibuku tertawa…burung kamu semakin tegang tuch nak.

Aku menunduk malu, sambil menyabuni tangan dan bagian atas dari buah dada ibu yang besar. Tapi aku tidak mau kehilangan kesempatan emas ini, aku beranikan diri menyabuni dada ibu yang besar, ibuku Cuma tersenyum dan mengusap kepalaku. Ibuku mungkin merasa geli tanpa rasa risih saat kami berdiri berhadap-hadapan dengannya dengan kontolku yang dari tadi terus menegang dan mengacung keatas, ingin rasanya aku Mengocok kontolku seperti tadi pagi saat megintip ibuku, namun aku tidak punya keberanian.

Ibuku tertawa saat aku mulai menyabuni buah dadanya yang besar, mungkin gemetar tanganku terasa oleh ibuku di dadanya. Bagaimana tidak gemetar, terakhir kali aku melakukan itu adalah waktu bocah sebelum kelas 6 SD. Memegang dada ibuku yang besar terasa kenyal dan ternyata ukuran tanganku hanya 2/3 dari ukuran buah dada ibuku. Aku cukup lama menyabuni buah dada ibuku, dengan tangan yang gemetaran. Sampai aku tersadar kalo buah dada ibuku terasa semakin padat, dan putingnya terlihat mengacung dan mengeras saat kupencet.

Nak..udah hampir gelap, udahan yuk..Ucapan ibuku membuat aku tersadar ternyata aku sudah cukup lama menyabuni dada ibuku, mungkin sekitar sepuluh menitan.

Lalu kami berendam ke dalam air dan untuk membilas sabun yang menempel di tubuh kami. Dan ibu terus bicara berhadapan denganku, sementara aku Cuma diam dan memperhatiakan dada ibuku karena hanya dari bagian perut ke atas saja yang terlihat, karena bagian bawahnya tertutup kedalaman air sungai, sama seperti kontolku yang tegang.

Aku memanfaatkan kesempatan ini untuk mengocok kontolku sambil melihat dada ibuku, yang berayun-ayun naik turun, karena ibuku menyelam berdiri sebatas leher berulang kali. Akupun semakin tak karuan bernafas, tubuh yang gemetar membuat kocokanku sering lepas.

Lalu ibu berkata, “naik ke atas lagi nak!! Kamu udah menggigil kedinginan”. Sayang sekali spermaku belum keluar. Dengan berat hati aku mengikuti ibu ke penggir sungai dengan kontol yang masih tegang dan kepala kontolku yang merah dan batang yang masih bersih tanpa bulu.

Saat ibu berbalik mau mengelap badanku ibu melihat ke arah kontolku yang masih tegang. Wah bisa sampai memerah seperti ini jon??. Aku terkejut dan malu, tapi tidak bisa berkata apa-apa??.

Ya sudah dech, sini ibu bantu. Ibuku berjongkok di depan kontolku yang mengacung tegang tepat di depan wajahnya. Aku menunduk ke bawah dan melihat ibuku yang jongkok dengan tubuh polosnya yang telah kering oleh handuk. Aku bingung tak tahu apa maksud ibu, dan diam saja melihat ibuku yang menatap wajahku.

Lalu ibu memegang kontolku, mencengkram dengan tangan kanannya dan mulai menarik kontolku naik turun sepeti kegiatanku tadi bagi, hanya saja kali ini ibuku yang melakukannya. Aku diam mengatur nafasku yang tersengal-sengal, sambil kedua tanganku memegang kepala ibuku. Aku rasa inilah yang disebut ngentot oleh Bayu dan Dani tadi.

Tidak lama kemudian, spermaku muncrat dan mengenai wajah ibuku. Lebih cepat keluarnya dari tadi pagi saat mengocok sendiri.

Mungkin sekitar 1 menit spermaku baru keluar. Wah banyak juga sperma anak ibu. Aku merasa sangat puas. Ibuku kembali memandikanku setelah membersihkan wajahnya. Lalu kami masuk ke dalam rumah, kali ini kontolku sudah tidak tegang lagi.

Saat makan malam, aku tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada ibuku atas pertolongannya. Ibuku tertawa, dan berkata,

“jangan terlalu sering ya nak, nanti kamu capek!!”. Oh iya makasih bu, kataku. Setelah itu karena lelah akupun tidur ke kamarku meninggalkan ibuku yang menggosok pesanan cucian.

Saat bangun pagi hari ini adalah hari sabtu, kejadian kemaren sore terbawa mimpi olehku. Saat mau beranjak mandi aku merasa celanaku basah. Aku malu karena sudah SMP mengompol. Aku cepat-cepat memasukkaan seluruh pakaianku ke dalam ember cucian ibu, saat mau menyiram dengan air ibu melihatku dan bertanya. Tumben kamu tergesa-gesa, biasanya pagi-pagi masih santai-santai..

Aku hanya diam, karena aku sudah telanjang ibu melihat bagian selangkanganku berkilau terkena cahaya lampu. Aku sadar dan malu, aku minta maaf pada ibuku.

“Maaf bu, joni ngompol”. Ibuku tertawa dan mendekat, lalu mencolek pipisku di bagian sekitar selangkanganku dan tertawa. Ini mah kamu bukan ngompol tapi mimpi basah nak..

Mimpi basah??Apa itu bu, tanyaku heran.

Ya, mimpi saat bangunnya celana basah bukan oleh pipis tetapi oleh sperma. Aku memperhatikan lagi dan menyentuh cairan itu ternyata benar kata ibu.

Mandi lagi nak..nanti terlambat.

Akupun mandi, kali ini dengan ibuku lagi. Aku merasa senang karena bakalan melihat ibuku bugil lagi. Aku kembali menyabuni tubuh ibuku. Ibuku kembali tertawa saat melihat kontolku yang tegang. Akupun minta ibu untuk mengocok kontolku seperti kemaren.

Tapi ibu tidak melakukannya dan mengajarkan aku untuk melakukan sendiri. Aku mengocok sambil memperhatikan tubuh ibuku yang bugil. Ibuku senyum-senyum memperhatikanku, dan mengusap-usap kepalaku dan berkata jangan keseringan yah nak!!. Aku hanya diam saja sambil terus mengocok sampai spermaku keluar, Ibu tertawa melihatnya.

Dada ibu yang besar dengan puting yang mulai mengacung kuat ke depan, tubuh semok, pantat besar, dan memek dengan bulu yang layu karena basah adalah tubuh milik ibuku yang baik hati dan mengizinkanku untuk melihatnya lagi tanpa busana. Bahkan aku bisa kembali menyentuh tubuh ibuku seperti waktu bocah dulu, menyabuni dadanya yang lebarnya 2 kali ukuran AQ*A 1 liter. Kontol siapa yang tak akan tegang melihat pemandangan tubuh ibuku yang bohay.

Lanjut ke halaman berikutnya...



Aku dan Rudi

Saat di sekolah aku tidak dapat berkonsentrasi karena hal tadi, dan tiba-tiba aku teringat Bayu dan Dani, mungkin mereka sekarang sedang mengintip ibuku mencuci. Sampai akhirnya pukul 12 siang aku pulang ke rumah. Ya, karena sekolahku pulang lebih cepat pada hari jum’at dan sabtu.

Sesampai di rumah, kulihat ibuku sedang beres-beres, mempersiapkan pesanan cucian yang akan di antar ke pemesan di komplek perumahan yang tidak jauh dari rumahku. Ibu menyuruhku menjaga rumah. Tapi aku tidak mengiyakan pesan ibu melainkan berkata akan membantunya mengantarkan pesanan cucian.

Ibuku tersenyum senang, kamipun berangkat mengantarkan pesanan ke komplek perumahan yang tidak jauh dari rumah kami.

Setelah selesai mengantarkan semua pesanan dan menjemput cucian kotor lainnya, kamipun pulang ke rumah. Ibu segera mempersiapkan makan siang untuk kami berdua dan kamipun makan siang bersama. Lalu aku pergi keluar karena diajak Rudi temanku untuk bermain bola.

Sama seperti kemaren sore, aku bergegas pulang agar bisa mandi bersama ibuku lagi. Dan benar saja kami mandi bersama lagi sekitar pukul 6 sore. Saat mau mandi terdengar suara yang memanggil namaku. Ibuku berhanduk dan membuka pintu, sementara aku menunggu di sungai.

Ternyata itu adalah Rudi temanku. Sial kenapa dia mengikutiku ke sini. Rudi,

“joni besok mancing yuk?? Ajaknya. Aku mengiyakan karena kesal. Aku tidak tahu apa yang di pikiran Rudi, yang jelas dia benar-benar menghambat langkahku untuk mandi bugil bareng ibuku lagi. Ya!! karena Rudi dan aku berbicara di sungai tempat aku mandi.
Dari belakang kami terdengar suara ibu.

Rudi kamu juga dekil sekali, ikutan mandi saja disini nak!! Aku terkejut dengan apa yang dikatakan ibu, dan kulihat Rudi juga bingung. Tapi Rudi tidak mengelak, dia bicara, tapi Rudi tidak membawa baju ganti Bi!! Pake baju Joni saja nanti ya Rud!! Aku kesal, masak Rudi mandi bareng kita bu??, kataku.

Tapi dulu Rudi khan juga sering mandi bareng kita, kata ibuku. Iya, tapi itu dulu waktu masih bocah, sekarang kami udah gede bu!!kataku. Sama saja baru kelas 1 SMP udah gede kata ibuku. Sambil menuju ke arah kami, lalu dengan santai membuka handuknya di depan kami berdua. Aku masih tetap berdesir dan terkejut melihat tubuh ibuku telanjang. Saat aku lihat Rudi dia bingung dan mukanya memerah melihat ibuku telanjang bulat di depannya.

Aku hanya diam, rasanya aku ingin marah kepada ibu, karena sama saja ibu mempermalukanku di depan temanku. Tapi harusnya aku marah sama Rudi karena telah melihat tubuh ibuku telanjang. Tapi ibuku lebih dulu berkata, Rudi cepat buka baju dan mandi sebelum gelap!! Rudi terkejut dan menjawab dengan terbata—bata, iiii…iii..ya..Bi!!

Rudipun membuka bajunya dan saat akan mau masuk ke sungai. Ibuku bilang lo kenapa tidak seperti Joni. Khan malu Bi???Mandi telanjang ama Bibi, kata Rudi. Lo biasanya dulu khan juga telanjang, buka saja semuanya nanti biar Bibi yang cuci pakaian kamu.

Rudipun juga membuka celananya dan CDnya. Tapi membelakangi ibu. Kulihat tubuh Rudi yang berkulit lebih gelap telanjang dengan kontol yang tegang. Aku marah melihatnya bernafsu pada ibuku yang tak lain adalah sebenarnya Bibinya sendiri. Rudi masuk ke sungai dengan berjongkok, mungkin agar kontolnya yang tegang tidak dilihat ibuku.

Akupun juga ikut masuk ke sungai, karena dari tadi aku memang sudah telanjang. Kulihat Rudi hanya berdiam saja di dalam sungai, dengan muka merah dan badan yang menggigil. Sepertinya dia juga merasakan hal yang sama denganku kemaren. Ibukupun lalu beranjak ke tepi sungai dan bersabun menghadap ke arah kami. Kulihat Rudi tidak berhenti menatap ibuku yang bugil sedang bersabun dengan posisi duduk di tepi sungai, memasukkan kedua kakinya ke dalam sungai.artseks.com

Terlihat dada yang lebarnya seukuran dua botol AQ*A ukuran satu liter, dengan puting kecokelatan yang memiliki panjang lebih dari 1 cm dan dikelilingi oleh gugusan warna kecokelatan disekitar puting payudara ibu dengan diameter 5cm. Lubang pusat ibu di perut yang agak buncit dan memek ibu yang hanya terlihat bulu yang layu karena basah, karena di posisi ini sulit melihat dengan jelas dibawah mahkota bulu memek ibu.

Aku sangat bernafsu melihatnya, tapi saat berpaling ke arah Rudi kulihat dia masih gemetar dengan wajah memerah melihat dengan tatapan nafsu ke arah ibuku. Aku marah dan menarik Rudi untuk melihat ke arah lain. Kamu jangan liat ke sana terus donk!! Itu ibuku tahu. Dia mengikutiku, namun kembali melihat ke arah ibuku. Aku jadi semakin kesal, aku berniat untuk memukulnya. Namun baru sebatas niat yang tidak kesampaiaan, karena ibuku memanggilku untuk menyabuni punggungnya dan menyuruh kami berdua agar cepat-cepat bersabun juga.

Kami mendekat ke arah ibu, ibuku memberi handuk kecil kepadaku untuk menyabuni punggunggnya. Dan sabun ke Rudi agar dia segara menyabuni badannya. Rudi dan aku masih di dalam air di depan tubuh ibuku yang telanjang. Ibu menyuruh kami naik ke atas, Rudi membelakangi ibu menghadap ke arahku saat naik ke tepi sungai dan duduk berjongkok di samping ibu.

Ya sudah jelas dia melakukan itu agar kontolnya yang tegang tidak terlihat oleh ibuku. Giliranku yang naik ke atas, karena sudah terbiasa aku santai saja berdiri di depan ibu saat mau naik dengan kontol yang tegang. Dan akupun duduk di belakang ibu dan mulai menggosok punggung ibu. Ibuku menghadap ke arah tebing di depan kami.

Saat aku melihat ke arah Rudi di samping ibuku, aku terkejut ternyata dia sedang mengocok kontolnya yang tegang. Ibuku tidak melihat karena melihat ke arah depan, dan Rudi cukup cerdik melindungi aksinya dengan berjongkokdi samping kanan ibuku sambil mengocok kontolnya dengan tangan kanannya, pandangan memang juga terhalang, tapi gerakannya tidak bisa menipuku.

Aku marah, apa yang kamu lakukan Rud?? Rudi terkejut dan pura-pura sabunan saja. Saat ibuku melihat ke arah Rudi, ibu bertanya kepadaku, ada apa nak?? Tapi Rudi yang menjawab, tidak apa-apa bu. Aku langsung saja menjawab, burung Rudi hidup bu. Kupikir ibuku akan marah, aku rasa Rudi juga berpikiran yang sama. Namun kami salah, ternyata ibuku tertawa, “Burung kamu juga mengeras!!,”

Ga’ kok kataku. Iya terasa keras di punggung ibu. Akupun jadi malu, bukan kepada ibuku tapi kepada Rudi karena dia pasti berpikiran aku juga teransang. Ibuku lalu berkata kepada Rudi, jadi kamu sudah tahu ya Rud??

Rudi : Tahu apa Bi??

Ibu : Yang kamu lakukan tadi??

Rudi : Rudi tidak melakukan apa-apa kok Bi!!!

Ibu : jangan bohong Rud, santai saja, sudah berapa lama kamu tahu mengocok??
(Aku hanya bisa diam dan terus menggosok punggung ibuku)

Rudi : udah lama bu sekita 2 bulanan

Ibu : kok kamu ga’ ngasih tahu Joni?/

Aku terkejut mendengar pertanyaan ibu.

Rudi : maaf bu..

Ibu : ya sudah silahkan kamu teruskan, santai saja bibi ga’ bakalan bilang ke ibu kamu kok!! Liat tuh nak Rudi aja mandiri..

Aku tersipu malu mendengar perkataan ibuku, dan kulihat Rudi sekarang dengan santai mengocok kontolnya. Ibuku tersenyum melihatnya, dan sekarang aku mulai menyabuni bagian depan ibuku. Saat melihat posisiku yang menyabuni dada ibuku kulihat Rudi melihat dengan semangat. Ibuku berkata, kalo kamu mau ikutan boleh juga kok kata ibuku.

Apa-apaan sih bu!!kataku. Lo Rudi khan keponakan ibu sama juga anak, lagian dia dari dulu khan udah mandi bareng kita. Benar kata ibuku, dulu waktu kami masih tinggal di rumah nenek bersama dengan orangtua Rudi. Kami sekeluarga sering mandi bersama di sungai dibelakang rumah nenek. Ibu Rudi alias bibiku, Ibuku, Rudi, Aku sering mandi bersama.

Dan tentu saja semuanya bugil, dan aku selalu menyabuni buah dada ibuku saat mandi, dan kami saling berebut untuk memainkan dada ibu karena ibuku juga mengizinkan Rudi ikut memainkan dada ibuku waktu itu. Rudi suka bukan karena tidak bisa menyabuni dada ibunya ataupun nenekku, tapi buah dada ibukulah yang terbesar di antara ketiga wanita itu. Perbedaan antara dada ibuku dan ibu Rudi adalah ibuku memiliki ukuran dada 1/3 lebih besar dari bibiku.

Bibiku juga mengizinkanku menyabuni dadanya namun itu aku lakukan hanya saat mandi tanpa adanya ibu, bukan karena takut dimarahi ibu, tapi karena buah dada ibuku lebih besar dan menarik begitu juga dengan Rudi. Kalo nenek saat itu baru berumur sekitar 42 tahunan dan memiliki payudara yang tak kalah indah dari kedua anaknya hanya saja tidak begitu besar, hanya sebesar 1 botol AQ*A ukuran 1 liter.

Namun kesenangan itu semua, terakhir kali waktu kelas 2 SD, karena setelah itu kami pindah ke rumah kami sekarang. Tapi aku lebih beruntung daripada Rudi karena aku memilki ibu wanita dengan payudara terbesar diantar 3 wanita tersebut meskipun Rudi bisa menatap dan menikmati buah dada nenek dan bibi alias ibunya sendiri.

Rudi dan akupun mulai menyabuni tubuh ibuku dari depan dengan posisi ibu yang duduk mengahadap ke arah tebing di depan. Ibu duduk di atas batu, dan kami berdua di depannya menyabuni sambil membungkuk menghadap ibu yang bugil dan kontol kami yang terus menegang.

Aku mendapat bagian kanan dan Rudi bagian kiri. Kulihat Rudi memang sedikit ragu untuk menyabuni dada kiri ibuku, namun ibuku tersenyum menatap wajah Rudi, membuat Rudi percaya diri untuk menyabuni payudara ibuku sebelah kiri.

Awal mulanya ibu terlihat menikmati aksi kami berdua, kurasa ibu bernostalgia akan kenangan masa lalu. Sambil sesekali ibu mengusap-usap kepala kami berdua dan ternyata ibu memang bercerita tentang kehangatan masa lalu kami. Sementara aku dan Rudi terus menikmati memegang buah dada ibuku dengan kontol yang semakin tegang dan kepala kontolku terlihat memerah.

Tiba-tiba ibuku memegang kontol kami, dan mengocoknya. Aku hanya diam kesenangan dan kulihat Rudi gugup dan gemetar. Tenang Rud!! Kata ibuku. Kali ini bibi bantu kalian berdua, tapi ingat jangan keseringan mengocok nanti bisa capek dan malas. Kami berdua hanya diam kesenangan menahan kontol yang tegang dan cengkeraman ibu pada kontol kami dan mengocoknya. Sementara kami terus menyabuni buah dada ibuku yang besar dan kenyal tapi lembut.

Kurasa bagian kanan dada ibuku yang menjadi bagian ku terasa semakin padat, kutekan puting susu ibuku terasa membesar dan mengeras dan mengacung. Dengan puting yang mengeras seperti ini ayik juga memegangnya. Aku memutar-mutarnya dengan tanganku dan meremas-remas dada ibuku. Dan kurasakan kocokan tangan kiri ibu di kontolku terasa semakin kencang.

Karena tak tahan aku berdiri dengan kepala menengadah ke atas dan mata tertutup. Hingga akhirnya aku merasa lega karena spermaku sudah keluar, saat membuka mata kulihat wajah ibuku penuh dengan spermaku, dan kulihat Rudi juga sudah tidak dikocok ibu lagi dan dia terlihat membersihkan diri.

Kami bertiga pun masuk ke sungai dan membilas tubuh kami dengan berendam di air sungai. Setelah itu kami handukan. Ibuku berkomentar kalo kontol kami ukurannnya tidak beda jauh, dan ternyata Rudi lebih dulu muncrat daripada aku. Rudi juga berterima kasih kepada ibuku seperti aku. Ibuku berpesan agar jangan keseringan.

Setelah itu kami ke rumah, aku meminjamkan pakaianku ke Rudi. Lalu Rudi bermaksud akan pamit pulang kepada ibu dan aku. Sebelum pulang Rudi berkata kepada ibuku yang masih memakai handuk , “ terima kasih bi, lain kali boleh mandi sama bibi lagi??.

Boleh tapi jangan keseringan mengocok ya, dan bibi tadi itu Cuma membantu kalian, jangan dibilang ke orang ya Rud, bibi malu juga kalo diomongin orang, kata ibuku. Iya bi, kata Rudi. Lalu Rudi pulang ke rumahnya, meninggalkan aku dan ibuku.

Ibuku lalu menyiapkan makan malam untuk kami berdua tanpa berpakaian terlebih dahulu dan hanya menggunakan handuk. Aku ikut membantu ibu menyiapkan makan malam. Karena mellihat handuk biru yang hanya menutupi sebagaian tubuh ibuku membuatku bersemangat.

Terlihat handuk menutupi sebagian dada ibu yang besar dan hanya sampai paha saja. Lalu kamipun makan malam berdua, dengan keadaan ibuku yang masih tetap hanya dibungkus handuk dan kontolku yang kembali tegang melihat tubuh ibuku.

Tamat
Cerita Seks Mengintip Mama Cerita Seks Mengintip Mama Reviewed by Anonymous on 2/17/2016 Rating: 5

2 comments:

  1. lanjut dong min, crrita sex mengintip mama 3 hmm, sampe ngentot min sama yg bocah lg 2 ituu ikutt seru pasti min

    ReplyDelete
  2. hehe, nanti ya lanjutannya :) mudah-mudahan admin bisa buat updatenya lagi.

    ReplyDelete

Powered by Blogger.