Cerita Dewasa Penis Keponakan

Cerita Dewasa Penis Keponakan - Rena adalah seorang ibu rumah tangga yg baik dan tanpa cacat. Umur Rena 32 tahun. Suami Rena bekerja sebagai PNS dan mereka hidup normal dan bahagia.

Rena sendiri seorang sarjana dari perguruan tinggi ternama tetapi memilih tdk bekerja. Rena termasuk taat beragama. Rena memiliki keponakan yg tinggal bersama di rumah Rena. Namanya Sigit. Umurnya 16 tahun.

Tetapi ada kejadian yg membuat Rena merasa sebagai wanita berdosa yg tdk lagi mampu menghindari dosa bersetubuh dengan laki-laki yg bukan suami sendiri.

Membaygkan kejadian-kejadian tersebut Rena selalu ingin menangis tetapi pada saat yg sama Rena juga didera oleh nafsu birahi membara yg tdk mampu Rena atasi.

Kejadiannya adalah sebagai berikut. Saat itu sore hari sekitar jam 3 pagi dan Rena baru saja bangun tidur. Sedangkan suaminya masih bekerja di kantor nya.

Dari dalam kamar Rena dapat mendengar suara komputer yg dimainkan keponakan Rena, Sigit di ruang tengah yg berbatasan langsung dengan kamar tidur Rena.

Sigit sering sekali menggunakan komputer, Rena kira dia hanya main game saja. Pintu kamar Rena agak terbuka.

Rena bermaksud untuk keluar dari kamar, tetapi ketika Rena menarik pintu, apa yg terlihat membuat Rena tertegun dan mengurungkan niat tersebut.

Cerita Dewasa Penis KeponakanApa yg terlihat dari balik pintu membuat hati Rena betul-betul terguncang. Rena dapat melihat di layar komputer tampak wanita kulit putih telanjang tanpa busana dengan posisi terlentang dan kaki terbuka dengan kemaluan tampak jelas.

Rena menjadi kesal karena Sigit melihat hal-hal yg sangat terlarang tersebut. Tetapi yg kemudian membuat Rena shock adalah setelah menyadari bahwa Sigit sedang mengurut-urut k0ntolnya.

Rena dapat melihat celana Sigit agak turun. Sigit sedang duduk melihat layar sambil mengusap-usap k0ntolnya yg tampak berdiri tegang.

Rena betul-betul tercengang melihat semua ini. Kemaluan Sigit memang tdk berukuran besar tetapi melihat kakunya batang keponakannya ini membuat Rena berdebar.

Batang kemaluannya tampak berwarna coklat kemerahan dengan urat-urat yg menonjol. Samar-samar Rena dapat mendengar napasnya yg terengah. Sigit sama sekali tdk menyadari bahwa Rena melihat kelakuannya dari balik pintu.

Kejadian Sigit membelai-belai kemaluannya ini berlangsung terus selama lebih kurang lima menit. Yg mengagetkan adalah reaksi kewanitaan tubuh Rena, ternyata jantung Rena terasa berdebar keras menyaksikan batang kemaluan yg demikian kaku dan semakin merah, terutama bagian kepalanya.

Gerakan tangan Sigit semakin cepat mencengkeram kemaluannya dengan muka yg tampak tegang memandangi layar monitor.

Astaga .., dari lubang di kemaluannya berleleran keluar cairan bening. Cairan kental bening tersebut diusap-usap oleh jari Sigit dan dioles-oleskan ke seluruh kemaluannya.

Nafas Sigit terdengar sangat keras tetapi tertahan-tahan. Rena merasa nafsu birahinya muncul, tubuh Rena mulai gemetar. Nafas Renapun mulai tak teratur dan Rena berusaha agar nafas Rena tak terdengar oleh Sigit.

Apa yg Rena lihat selanjutnya membuatnya sangat tergetar. Tubuh Sigit tampak mengejang dengan kakinya agak terangkat lurus kaku, sementara tangannya mencengkeram batang kemaluan itu sekuat-kuatnya.

“Eeegh, heeggh .”, Sigit mengerang agak keras, dan ya ampun …, yg tdk Rena sangka-sangka akhirnya terjadi juga.

Dari lubang di kepala batang kemaluannya terpancar cairan putih kental. Sigit memuncratkan air mani. Cairan kental itu memuncrat beberapa kali.

Sebagian jatuh ke perutnya tetapi ada juga yg ke lantai dan malah sampai ke keyboard komputer. Ohhh .., k0ntol itu tampak tegang, urat-urat menonjol keluar, mani nya muncrat ke atas.

Melihat air mani muncrat seperti itu segera saja Rena merasakan lonjakan birahi yg luar biasa di sekujur tubuh Rena. Memek Rena terasa menjadi basah dan nafas Rena menjadi memburu dan tersengal sengal.

Rena berusaha mengendalikan diri dari rangsangan birahi sebisa-bisanya, ada semacam perasaan tdk enak dan bersalah yg tumbuh menyaksikan keponakan Rena dan terutama atas reaksi tubuh Rena seperti ini.

Kini k0ntol itu tampak diselimuti oleh mani berwarna keputihan. Jarak Rena dengan Sigit sebetulnya sangat dekat hanya dua meteran.

Sigit tampak mulai tenang dan napasnya semakin teratur. k0ntol yg berleleran air mani mulai mengendur. Ia menghela napas panjang dan tampak lega terpuaskan. Sigit kemudian berdiri dan menuju ke kamar mandi. Ia masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya.

Seolah-olah ada yg menuntun, Rena berjingkat menuju komputer tanpa menimbulkan bunyi. Rena memandang lekat ke layar komputer, mengagumi tubuh wanita muda berkulit putih (orang Barat) yg telah mengundang nafsu keponakan Rena. Pandangan Rena beralih ke tetesan-tetesan mani yg tampak di dekat keyboard.

Rena mengusap mani tersebut dengan jari dan entah mengapa Rena mencium dan menjilati jari tangan Rena yg berleleran dengan mani.

Rasanya asin dan baunya terasa lekat, tetapi nafsu birahi Rena terbangkit lagi. Rena tdk ingin Sigit curiga. Dari layar komputer Rena melihat address internetnya dan Rena catat saja di dalam hati.

Rena berjingkat masuk kamar dan membaringkan tubuh. Tak lama Rena dengar Sigit kembali ke komputernya dan Rena kira ia sedang membersihkan sisa-sisa mani yg tadi ia muncratkan. Kemudian Rena dengar ia bermain game (kedengaran dari bunyi nya).

Sejak saat itu Rena merasa ada perubahan luar biasa pada diri Rena. Sebelumnya Rena melakukan hubungan sex dengan suami hanyalah sebagai suatu hal yg rutin saja. Kejadian Sigit melakukan onani di depan computer membuat Rena menemukan sesuatu yg baru dalam hal soal sex.

Sesuatu yg menggairahkan, nafsu birahi yg menggelegak, tetapi sekaligus perasaan dosa, karena ini dibangkitkan oleh kejadian yg dilakukan keponakan Rena sendiri.

Apa yg dilakukan keponakan Rena membuat Rena shock, tetapi yg juga mengerikan adalah justru keponakan Rena sendiri membangkitkan nafsu birahi Rena yg menyala-nyala.

Sigit yg selalu Rena anggap keponakan masih kecil dan tdk mungkin berhubungan dengan hal hal yg berbau sex dan porno. Selalu terbayg di mata Rena wajah Sigit dengan napas terengah engah dan muka tegang, kocokan tangannya, batang k0ntol yg berwarna kemerahan sangat tegang dengan urat yg menonjol.

Air mani yg memuncrat-muncrat dari lubang k0ntolnya. Ya Tuhan .. , k0ntol itu adalah milik keponakan Rena.

Sejak kejadian itu Rena sering terbayg k0ntol Sigit yg sedang memuncrat – muncratkan air maninya. Tetapi yg tdk dapat Rena lupakan adalah warnanya yg kemerahan dengan urat-urat hijau kebiruan yg menonjol.

Saat itu k0ntol itu begitu tegang berdiri hampir menyentuh perutnya. Jika mengingat dan membaygkan kejadian itu, birahi Rena mendidih, terasa ada cairan merembes keluar dari lubang kemaluan Rena.

Hal lain yg memperparah keadaan adalah, sejak hari kejadian itu, Rena mulai berkenalan dengan dunia baru yg tdk pernah Rena datangi sebelumnya.

Rena sudah biasa browsing di Yahoo ataupun yg lain. Tetapi sejak mengenal “artseks”. Rena mulai mengarungi dunia lain di internet. Sehari sesudah kejadian Sigit onani, Rena mulai membuka-buka situs “Cerita Dewasa”.

Tentu saja itu Rena lakukan pada saat tdk ada orang di rumah.

Saat itulah Rena mulai mencoba-coba “Cerita Dewasa”. Rena tdk menygka ada suatu situs internet menyajikan cerita dan gambar pornografi yg seperti itu.

Rena membuka – buka gambar wanita-wanita telanjang yg tampak tdk malu-malu memperagakan bagian kewanitaannya yg seharusnya ditutup rapat rapat.

Mereka tampaknya menikmati apa yg mereka lakukan dengan mempertontonkan bagian tubuhnya yg terlarang.

Pada hari itu Rena mulai juga menemukan situs-situs lain yg lebih porno. Ada sekitar 3 jam Rena berpindah-pindah dan mempelajari dunia sexual penuh nafsu yg tdk pernah Rena baygkan sebelumnya.

Laki-laki dan perempuan bersetubuh dengan berbagai macam cara yg tdk pernah Rena baygkan sebelumnya dan yg tdk pernah Rena praktekkan sebelumnya dengan suami.

Ada perempuan yg menghisap k0ntol berukuran sangat besar (kelihatannya lebih besar dari k0ntol suami Rena) hingga k0ntol itu memuntahkan air maninya.

Astaga, perempuan itu membiarkan mani itu muncrat sampai membasahi wajahnya, berleleran, dan bahkan meminumnya tanpa ada rasa jijik.

Tetapi yg paling membangkitkan birahi Rena adalah persetubuhan orang Jepang. Mungkin karena mereka sama-sama orang Asia, jadi tampak lebih real dibandingkan dengan wanita kulit putih. Dan mungkin ada kesan surprise juga bagi Rena, bahwa orang-orang Jepang yg tampak sopan itu dapat begitu bernafsu di dalam sex.

Rena memang bukan orang keturunan Chinese, tetapi kulit Rena cukup putih untuk ukuran orang Indonesia. Jadi Rena melihat semacam ada kesamaan antara diri Rena dengan wanita Jepang itu walau tentunya kulit Rena tdk seputih mereka.

Wanita Jepang juga memiliki kulit kemaluan, bibir-bibir memek yg berwarna gelap kecoklatan, mirip seperti kemaluan Rena sendiri

Rena juga mendapatkan suatu situs di mana wanita-wanita muda Jepang mengisap k0ntol hingga muncrat dan air mani yg sangat banyak berleleran di mukanya yg berkulit putih. Rena selalu panas dingin melihat itu.

Kehidupan sex internet yg paling memabukkan Rena adalah cerita-cerita hot di “artseks” dan melebihi segala suguhan gambar sex yg ada.

Rena sangat terangsang membaca cerita-cerita menakjubkan itu. Tdk Rena sangka bahwa kehidupan sex orang-orang Indonesia dapat seliar dan juga seindah itu.

Yg paling merangsang dan membuat Rena agak histeris adalah cerita sex antara orang yg masih sedarah, seperti antara tante dengan keponakan, antara sepupu, saudara ipar, atau malah antara keponakan dan tantenya.

Mungkin ini karena perasaan Rena terhadap Sigit keponakan Rena. Di situs lain, Rena pernah membaca cerita sexual antara keponakan dengan tantenya.

Rena sampai menangis membaca cerita itu, tetapi juga sekaligus merasakan birahi yg luar biasa. Ini tdk berarti bahwa Rena berniat menyetubuhi keponakan Rena sendiri, Rena takut atas dosanya.

Rena kira kejadian berikutnya yg akan Rena ceritakan adalah takdir yg tdk dapat Rena hindarkan. Rena begitu lemah dari godaan setan dan sangat menikmati apa yg Rena perbuat.

Kejadian itu adalah pada sore hari sekitar jam setengah empat, beberapa minggu setelah kejadian Rena memergoki Sigit beronani, kalau tdk salah dua atau tiga hari menjelang tahun baru.

Sebelumnya Rena baru menutup internet, membaca cerita-cerita di “Cerita Dewasa” dan melipat-lipat pakaian yg akan disetrika.

Pada saat melipat pakaian yg akan disetrika itu akan selesai, Rena mendengar ada ketukan pintu, ada tamu. Apa boleh buat, si tamu harus menunggu Rena selesai.

Sesudah selesai melipat pakaian, Rena intip dari dalam, ternyata dia adalah Bagas. Bagas adalah suami dari ipar (adik suami) Rena. Rena sangat dekat dengan Dian, istri Bagas.

Rena juga mempunyai hubungan baik dengan Bagas. Ia berumur kira-kira 36 tahun, berwajah tampan dengan kulit putih dan Rena akui lebih tampan dari suami Rena. Perawakannya tdk tinggi, hanya sekitar 164 cm, hampir sama dengan tinggi Rena.

Melihat Bagas di luar Rena jadi agak terburu-buru. Biasanya Rena menemui orang yg bukan suami dan keponakan (atau wanita) selalu dengan mengenakan pakaian wanita rapi dan tertutup rapat.

Karena terburu-buru dan tanpa Rena sadari, Rena hanya mengenakan baju tidur berkain halus warna putih sebatas lutut berlengan pendek dengan kancing-kancing di depan.

Untung Rena masih sempat mengenakan secarik kain selendang warna hitam untuk menutup kepala, seperti selendang tradisional yg diselempangkan di kepala hanya untuk menutup rambut.

Leher Rena terbuka dan telinga Rena terlihat jelas. Apa boleh buat Rena tdk dapat membiarkan Bagas menunggu Rena di depan rumah terlalu lama.

Rena membuka pintu. Bagas tersenyum melihat Rena walaupun Rena tahu dia agak heran melihat Rena tdk berpakaian seperti biasanya.

“Apa kabar Rena“, sapanya, “Saya membawakan titipan pakaian dari Dian”.

“Eh, ayo masuk Gas, baru dari kantor ya ?“, dan Rena persilakan dia masuk.

Rena lalu mengambil barang yg dibawa Bagas dan meletakkannya di meja makan. Meja makan terletak di ruang tengah tdk jauh dari meja komputer. Dapur dapat terlihat jelas dari ruang tamu.

Sambil duduk di sofa ruang tamu, Bagas mengatakan

“Saya tadi ketemu suamimu di kantor katanya baru pulang jam enam nanti”.

"Eh, Mana keponakanmu, Rena ?”, kata Bagas lagi.

“Sigit sedang main ke rumah teman dari siang tadi dan katanya mungkin baru pulang agak malam” kata Rena.

Tiba-tiba Rena menyadari bahwa mereka hanya berdua saja. Rena duduk di sofa di seberang dari kursi sofa yg diduduki Bagas.

Pada saat Rena mulai duduk Rena baru menyadari agak sulit untuk duduk dengan rapi dan tertutup dengan pakaian yg Rena kenakan. Posisi alas duduk sofa cukup rendah sehingga pada saat duduk lutut terasa tinggi dibandingkan dengan pantat.

Jadi bagian bawah paha Rena agak terangkat sedikit dan agak sulit tertutup sempurna dengan pakaian seperti yg Rena kenakan dan pada saat duduk ujung pakaian tertarik ke atas lutut.

Bagas tampak agak terkesiap melihat Rena. Sekilas ia melirik ke lutut dan paha Rena yg memang putih dan tdk pernah kena sinar matahari (Rena selalu berpakaian panjang ke luar rumah).

Rena agak malu dan canggung (Rena kira Bagas juga tampak agak canggung). Tetapi mereka sudah bukan remaja lagi dan dapat menguasai diri.

“Apa kabar Dian, Gas”, tanya Rena.

“Dian beberapa hari ini kurang sehat, kira-kira sudah semingguan lah“, kata Bagas.

“Bagaimana Sigit, Rena ?, apa enggak ada pelajaran yg tertinggal ?”, Bagas balik bertanya.

“Yah, si Sigit sudah mulai oke koq dengan pelajarannya. Mudah-mudahan saja sih prestasinya terus-terusan bagus”, Rena jawab.

Tiba-tiba Bagas bilang

” Wah, kayak-kayaknya Sigit semakin getol main komputernya yah Rena, kan sudah SMA”.

Deg perasaan Rena, semua pengalaman internet jadi terbayg kembali. Terutama terbayg pada Sigit saat beronani di depan komputernya.

“Eh, kenapa kak Rena, koq kaya seperti orang bingung sih ?”, Bagas melihat perubahan sikap Rena.

“Ah, tdk apa-apa kok. Tapi si Sigit memang sering sekali main komputer.” kata Rena.

Rena mendadak merasakan keberduaan yg mendalam di ruangan itu. Rena merasa semakin canggung dan ada perasaan berdebar. Untuk menghindar dari perasaan itu Rena menawarkan minum pada Bagas,

“Wah lupa, kamu mau minum apa Gas ?”.

“Kalau tdk merepotkan, Rena minta kopi saja deh”, kata Bagas.

Rena bangkit berdiri dari sofa. Tanpa Rena sengaja, paha dan kaki Rena sedikit terbuka pada saat Rena bangun berdiri.

Walaupun sekilas, Rena melihat pandangan mata Bagas melirik lagi ke paha Rena, dan tampak agak gugup. Apakah dia sempat melihat bagian dalam paha saya?, pikir Rena di dalam hati.

“Tunggu sebentar ya..”, kata Rena ke Bagas.

Sambil menuju ke kamar membawa pakaian titipan dari Dian, Rena melirik sebentar ke arah Bagas. Bagas tampak tertunduk tetapi tampak ia mencuri pandang ke arah Rena.

Rena tersadar bahwa penampilan pakaian Rena yg tdk biasanya telah menarik perhatiannya. Terutama sekali mungkin karena posisi duduk Rena tadi yg menyingkap bagian bawah pakaian Rena.

Rena yg terbiasa berpakaian tertutup rapat, ternyata dengan pakaian seperti ini, yg sebenarnya masih terbilang sopan, telah mengganggu dan menggugah (sepertinya) perhatian Bagas.

Menyadari ini Rena merasa berdebar-debar kembali, dan tubuh Rena terasa seperti dialiri perasaan hangat.

Tanpa sengaja Rena melihat cermin lemari pakaian dan menyaksikan penampilan Rena di kaca yg membuat Rena terkesiap.

Ternyata pakaian yg Rena kenakan tdk dapat menyembunyikan pola pakaian dalam (bra dan celana dalam) yg Rena kenakan. Celana dalam yg Rena pakai terbuat dari bahan tipis berwarna putih sedangkan kutangnya berwarna hitam.

Karena pakaian yg Rena kenakan berwarna putih dan terbuat dari bahan yg halus maka celana dalam dan bh tadi tampak terbayg dari luar.

Ya ampun ., Rena tdk menyadari, dan tentunya Bagas dapat melihat dengan leluasa. Rena menjadi merasa agak jengah. Tetapi entah mengapa ada perasaan lain yg muncul, Rena merasa sexy dan ada perasaan puas bahwa Bagas memperhatikan penampilan Rena.

Tubuh Rena tampak ramping dengan kulit yg putih. Bagas yg Rena anggap sopan dan ramah itu ternyata memperhatikan tubuh dan penampilan Rena.

Rena merasa nakal dan tiba-tiba perasaan birahi itu muncul sedikit demi sedikit. Bayg-bayg persetubuhan dan sex di internet melingkupi Rena. Oh., bagaimana ini.. Aduh ., birahi ini, apa yg harus dilakukan.

Rena jadi tdk bisa berpikir lurus. Rena berusaha menenangkan diri tetapi tdk berhasil. Akhirnya Rena putuskan, Rena akan melakukan sedikit permainan, dan lihat saja apa nanti yg akan terjadi. Rena merasa jatuh ke dalam takdir.

Dengan dada berdebar, perasaan malu, perasaan nakal, dan tangan agak gemetar, Rena membuka kancing baju Rena yg paling bawah. Bagian bawah dari baju Rena sekarang tersibak hingga 15 cm di atas lutut. Mungkin bukan seberapa, tetapi bagi Rena sudah lebih dari cukup untuk merasakan kenakalan birahi.

Satu lagi kancing baju yg paling atas Rena buka sehingga bagian atas yg mulai menggunduk dari tetek Rena mulai terlihat. Payudara Rena cukup montok, berukuran 34B. Sambil berdebar-debar Rena keluar kamar menuju dapur.

“Wah maaf ya Gas, agak lama, sekarang Rena buat dulu kopinya.” kata Rena.

Rena dapat merasakan Bagas memandang Rena dengan perhatian yg lebih walaupun tetap sangat sopan. Ia tersenyum, tetapi lagi-lagi pandangannya menyambar bagian bawah tubuh Rena.

Rena tahu bahwa untuk setiap langkah Rena, pakaian bawah Rena tersibak, sehingga ia dapat melihat bagian paha Rena yg mulai sangat memutih, kira-kira 20 cm di atas lutut.

Rena merasa sangat sexy dan nakal, dibarengi dengan birahi. Saat itu Rena tdk ingat lagi akan suami dan keponakan. Pikiran Rena sudah mulai diselimuti oleh nafsu berahi.

Rena berpikir untuk menggoda Bagas. Rena membuka lemari dapur dan membungkuk untuk mengambil tempat kopi dan gula. Rena sengaja membungkukkan pinggang ke depan dengan menjaga kaki tetap lurus.

Baju Rena bagian belakang tertarik ke atas sekitar 20 cm di atas lipatan lutut dan celana dalam tercetak pada baju karena ketatnya.

Rena dapat merasakan Bagas memandangi tubuh Rena terutama pantat dan paha Rena. Kepuasan melanda Rena yg dapat menarik perhatian Bagas. Rena merasa Bagas selalu melirik-lirik Rena.

Secangkir kopi yg masih panas Rena bawa ke ruang tamu. Tepat di depan sofa ada meja pendek untuk meletakkan minuman. Rena berjongkok persis di seberang Bagas untuk meletakkan kopi.

Rena berjongkok dengan satu lutut di lantai sehingga posisi kaki agak terbuka. Samar-samar Rena mendengar Bagas mendesis.

Sambil meletakkan kopi Rena lirik dia, dan ternyata ia mencuri pandang ke arah paha-paha Rena. Rena yakin ia dapat melihat nyaris ke pangkal paha Rena yg tertutup celana dalam putih. Sambil berjongkok seperti itu Rena ajak dia ngobrol.

“Ayo di minum kopinya Gas, nanti keburu dingin”, kata Rena.

“Oh, ya, ya, terima kasih”, kata Bagas sambil mengambil kopi yg memang masih panas, sambil kembali pandangannya menyambar ke arah bagian dalam paha Rena.

Sekitar tiga menitan Rena ngobrol dengan Bagas membicarakan masalah kopi, sambil tetap menjaga posisi Rena.

Rena lihat Bagas mulai gelisah dan mukanya agak pucat. Apakah ia terangsang, tanya Rena dalam hati.

Rena kemudian bangkit dan duduk di sofa di tempat semula Rena duduk. Rena duduk dengan menyilangkan kaki dan menumpangkan paha yg satu ke atas paha yg lain. Rena melihat lagi Bagas sekilas melirik ke bagian tubuh Rena .

“Hemmhhh ..”, Rena mendengar Bagas menghela napas.

Bagian bawah baju Rena tertarik jauh ke atas hingga setengah paha, dan Rena yakin Bagas dapat melihat paha Rena yg terangkat (di atas paha yg lain) hingga dekat ke pantat Rena.

Lanjut ke halaman berikutnya...

Mereka terdiam beberapa saat. Secara perlahan Rena merasakan memek Rena mulai berdenyut. Suasana ini membuat Rena mulai terangsang. Pandangan Rena tanpa terasa menyaksikan sesuatu yg mengguncang dada. Rena melihat mulai ada tonjolan di celana Bagas di bagian dekat pangkal paha. Dada Rena berdebar-debar dan darah terasa mendesir.

Rena tdk sanggup mengalihkan pandangan Rena dari paha Bagas. Astaga, tonjolan itu semakin nyata dan membesar hingga tercetaklah bentuk seperti batang pipa.

Oh., ukuran tonjolan itu membuat Rena mengejang. Rena merasa malu tetapi juga dicengkeram perasaan birahi. Muka Rena terasa memerah. Rena yakin Bagas pasti menyaksikan Rena memandangi tonjolan k0ntolnya.

Untuk memecahkan suasana diam Rena berusaha mencari omongan. Sebelumnya Rena agak menyandar pada sofa dan menurunkan kaki Rena dari kaki yg lain. Sekarang Rena duduk biasa dengan paha sejajar agak terbuka. Bagian bawah baju Rena tertarik ke atas.

“Ehhheeehh”, terdengar desah Bagas. Kini ia dapat melirik dan menyaksikan dengan leluasa kedua belah paha Rena hingga bagian atas.

Paha Rena cukup berisi berwarna putih. Bagas seolah tdk dapat mengalihkan pandangannya dari paha Rena. Ohhhh .., Rena lihat tonjolan di celananya tampak berdenyut. Rena merasakan nafsu yg menggejolak dan pumya keinginan untuk meremas tonjolan itu.

“Eh .. Gas, kenapa kamu? Kamu kok kayaknya pucat lho”, astaga suara Rena terdengar gemetar.

“Ah..,Rena .., enggak … apa-apa kok”, suara Bagas terputus-putus, wajahnya agak tersipu, merah dan tampak pucat.

“Itu kok ada tonjolan, memangnya kamu kenapa?”, kata Rena sambil menggangukkan kepala ke tonjolan di celananya. Ahh, Rena malu sekali waktu mengucapkan itu, tapi nafsu Rena mengalahkan semua pikiran normal.

“Ehh.., euuuh., oh yahh ., ini lho, penampilan Rena beda sekali dengan biasanya” kata Bagas jujur sambil terbata-bata.

Rena paksakan diri untuk mengatakan.

“Apa Bagas tertarik . terangsang .. melihat Rena?”.

“Ahh, saya nggak bisa bohong, penampilan Rena .. eh . tdk biasanya. Rena mesti sudah bisa lihat kalau saya terangsang. Kita kan sudah bukan keponakan kecil lagi” kata Bagas.

Tiba-tiba saja Bagas berdiri dan duduk di sebelah Rena.

“Rena, . eh saya mohon mohon maaf, tapi saya tdk sanggup menahan perasaan. Rena jangan marah … “ begitu saja meluncur kata-kata itu dari Bagas. Ia mengucapkan dengan sangat perasaan dan sopan. Rena terlongong-longong saja mendengar kata – katanya..

“Ahh .. Gas .”, hanya itu kata yg terucap dari mulut Rena.

Dengan beraninya Bagas mulai memegang tangan kanan Rena dan mengusap-usapnya dengan lembut. Diangkatnya tangan Rena dan diciumi dengan lembut. Dan yg menggairahkan Rena, jari-jari tangan Rena dijilat dan dihisapnya. Rena terbuai dan terangsang oleh perbuatannya.

Tiba-tiba saja diletakkannya tangan Rena tepat di atas k0ntolnya yg menonjol. Tangan Rena terasa mengejang menyentuh benda yg keras dan liat tersebut. Terasa k0ntol Bagas bergerak-gerak menggeliat akibat sentuhan dan remasan tangan Rena.

“Eehhmm.” Bagas mendesah.

Tanpa terasa Rena mulai meremas-remas tonjolan itu, dan k0ntol batang Bagas terasa semakin bergerak-gerak.

“Oooh Rena, eeehhhmmm … ohhgg, nikmaat sekali .”, Bagas mengerang.

“Eeehhh . jangan terlalu keras meremasnya, ahh .. diusap-usap saja, saya takut tdk kuat nahannya”, bisik Bagas dengan suara gemetar.

Bagas mulai membelai kepala Rena dengan kedua tangannya.

“Kak Rena lehernya putih sekali”, katanya lagi.

Rena merasa senang mendengar ucapannya. Dibelainya rambut Rena dengan lembut sambil menatap muka Rena. Rena bergetar memandang tatapannya dan tdk mampu melawan pandangannya.

Bagas mulai menciumi pipi Rena. Dikecupnya kedua mata Rena mesra. Digesek-gesekkannya hidungnya ke hidung Rena ke bibir Rena berlama-lama bergantian. Saat itu tdk hanya birahi yg melanda Rena .. tetapi juga perasaan Renang yg muncul.

Ditempelkannya bibirnya ke bibir Rena dan digesek-gesekkan. Rasa geli dan panas terasa menjalar merambat dari bibir Rena ke seluruh tubuh dan bermuara ke daerah selangkangan. Rena benar-benar terbuai. Rena tdk lagi mengusap-usap k0ntolnya dari balik celana, tetapi kedua lengan Rena sudah melingkari lehernya tanpa sadar.

Mata Rena terpejam erat-erat menikmati cumbuannya. Tiba-tiba terasa lidahnya menerobos masuk mulut Rena dan dijulurkannya menyentuh ujung lidah Rena. Dijilatinya lidah Rena dengan lidahnya.

“Eenggghh ..” Tanpa sadar Rena menjulurkan lidah Rena juga.

Kini mereka saling menjilat dan napas Rena tersengal-sengal menikmati kelezatan rangsangan pada mulut Rena. Air ludah Rena yg mengalir dijilati oleh Bagas. Seperti orang kehausan, ia menjilati lidah dan daerah bibir Rena.

“Aaauungghh .. ooohhhh…”, Rena mulai mengerang-erang.

Napas Bagas juga terdengar memburu,

“Heeeghh… hhnghh”, ia mulai mendesah-desah.

Muka mereka sekarang berlepotan ludah, bau ludah tercium tetapi sangat Rena nikmati. Dikenyot-kenyotnya lidah Rena kini sambil menjelajahkan lidahnya di rongga mulut Rena.

Rena membuka mulut Rena selebar-lebarnya untuk memudahkan Bagas. Sekali-kali ia menghirup cairan ludah Rena. Rena tdk menygka, laki-laki yg sehari-hari tampak sopan ini sangat menggila di dalam sex.

Dijilat-jilatnya juga leher Rena. Sekali-kali leher Rena digigit-gigit. Ohhh .., alangkah nikmatnya, Rena sangat menikmati yg ia lakukan pada Rena.

Tiba-tiba Bagas menghentikan aktivitasnya,

“Rena, pakaiannya saya buka yaahh”.

Tanpa menunggu jawaban Rena, ia mulai membuka kancing-kancing baju dari atas hingga ke bawah. Dilepaskannya baju Rena. Sekarang Rena tergolek bersandar di sofa hanya dengan BH dan celana dalam saja beralaskan baju yg sudah terlepas.

“Indah sekali badan Rena. Putih sekali”, katanya.

Diusap-usapnya perut Rena.Diciumnya lembut perut Rena dan dijilatnya sedikit pusar Rena. Rasa geli dan nikmat menjalar dari pusar dan kembali bermuara di daerah kemaluan Rena.

Bagas mengalihkan perhatiannya ke tetek Rena. Diusap-usapnya tetek Rena dari balik BH. Perasaan geli tetapi nyaman terasa pada tetek Rena.

Tanpa diminta Rena buka BH sendiri. Kini kedua tetek Rena terpampang tanpa penutup. Bayu memandangi kedua gundukan di dada Rena dengan muka serius.

Tetek Rena yg montok dan kenyal dengan pentil berwarna coklat muda. Kemudian ia mulai membelai-belai kedua tetek Rena. Merinding nikmat terasa tetek Rena.

Semakin lama belaiannya berubah menjadi pijitan-pijitan penuh nafsu. Kenikmatan terasa menerjang kedua tetek Rena. Rena mengerang-erang menahan rasa nikmat ini.

Kini dijilatinya pentil tetek yg sebelah kanan. Tdk puas dengan itu dikenyotnya pentil tadi dalam-dalam sambil meremas-remas tetek. Rena tdk dapat menahan nikmat dan tanpa terasa tubuh Rena menggeliat-geliat liar.

Cairan terasa merembes keluar memek Rena dan membasahi celana dalam yg Rena kenakan. Kini Bagas berpindah ke tetek dan pentil Rena yg sebelah kiri dan melakukan hal yg sama.

Dikenyutnya pentil Rena sambil digigit-gigit, dan diremas-remasnya pula kedua tetek Rena. Perasaan nikmat membakar tetek Rena dan semakin lama rasa nikmat itu menjalar ke lubang memek Rena.

memek Rena terasa basah kuyup oleh cairan yg keluar. Rena mengerang-erang dan mengaduh-aduh menahan nikmat,

“Oooohh Gaaaassssss..”.

Tangan Bagas sekarang menjalar ke bagian celana dalam Rena.

“Ahhh, Rena celananya sudah basah sekali”, kata Bagas.

“Enghh, iya Gaaass.., Rena sudah sangat terangsang, ooohhh, nikmat sekali”, kata Rena.

Tepat di bagian depan memek Rena, jari-jarinya membelai-belai bibir memek melalui celana dalam. Rasa geli bercampur nimat yg luar biasa menerjang memek Rena. Rena tdk dapat menahan rasa nikmat ini, dan mengerang -erang.

Kemudian Bagas menarik dan melepas celana Rena. Kini Rena tergeletak menyandar di sofa tanpa busana sama sekali.

“Ohh, indah sekali”, kata Bagas.

Diusap-usapnya rambut jembut Rena yg jarang-jarang itu.

“Sangat merangsang lan”, kata Bagas.

Dibukanya kedua belah paha Rena, dan didorong hingga lutut Rena menempel di perut dan dada. Bibir-bibir memek Rena kini terbuka lebar dan dapat Rena rasakan lubang memek Rena terbuka.

Rena merasa ada cairan merembes keluar dari dalam lubang memek. Rena sudah sangat terangsang.

Tiba-tiba saja Bagas berlutut di lantai dan ohhhhh, diciumnya memek Rena.

“Ahh, jangan Gas, malu…”, kata Rena kagok.

Bagas tdk perduli. Dijilatinya memek Rena. Perasaan nikmat menyerbu daerah selangkangan Rena. Rena tdk dapat berkata apa-apa lagi dan hanya menikmati yg dia lakukan.

Dijilatinya kelentit Rena, dan sekali-sekali dijulurkannya lidahnya masuk ke lubang memek yg sudah sangat basah itu. Ujung lidah Bagas keluar masuk lubang kenikmatan Rena, kemudian berpindah ke kelentit, terus berganti-ganti.

Tangan Bagas meremas-remas tetek Rena dengan bernafsu. Slerp, slerp .., bunyi lidah dan mulutnya di memek Rena. Kenikmatan semakin memuncak di memek Rena, dan terasa menembus masuk hingga ke perut dan otak Rena.

Rena tdk mampu lagi menahannya. Kedua kaki Rena mengejang-ngejang, Rena menjepit kepala Bagas dengan tangan dan Rena tarik sekuat-kuatnya ke memek Rena. Rena gosok-gosokkan mukanya ke memek Rena.

“Oooh, Gaaas, Rena keluar, ooooohhh …, nikmat sekali, oohhhh” Rena menjerit dan mengerang tanpa Rena tahan lagi.

Rasa nikmat yg tajam seolah menusuk-nusuk memek dan menjalar ke seluruh tubuh. Terpaan nikmat itu melanda, dan tubuh Rena terasa mengejang beberapa saat.

Sesudah kenikmatan itu lewat, tubuh Rena terasa lemah tetapi lega dan ringan. Kaki Rena terjuntai lemah. Bagas sudah berdiri.

Ia kini melepas seluruh bajunya. Celana panjang dipelorotkannya ke bawah dan dilepas bersama dengan celana dalamnya.

Oohhhhh, tampak pemandangan yg luar biasa. Bagas ternyata memiliki k0ntol yg besar, tdk sesuai dengan badannya yg sedang-sedang ukurannya. k0ntol itu berwarna coklat kemerahan.

Suami Rena bertubuh lebih besar dari Bagas, tetapi k0ntol Bagas ternyata luar biasa. Astaga, ia mengocok-kocok k0ntol itu yg berdiri kaku dan terlihat mengkedut – kedut.

Kepala k0ntolnya tampak basah karena cairan dari lubang kencingnya. Tanpa Rena sadari, tangan Rena menjulur maju dan membelai k0ntol itu. Ogghhh besarnya, dan alangkah kerasnya.

Rena remas kepalanya, oohhhh .. Keras sekali, Rena peras-peras kepalanya. Bagas mengejang-ngejang dan keluar cairan bening menetes-netes dari lubang di kepala k0ntolnya.

“Ahhhhh, jangan Rena, saya nggak tahan, nanti saya muncrat keluar”, bisiknya sambil mengerang.

“Saya mau keluarkan di dalam memek Rena saja, boleh yahhh ?”, kata Bagas lagi.

“Ahh, iya, Gaaass .., cepetan masukin ke memek Rena, ayoohh”, kata Rena.

k0ntol yg keras itu Rena tarik dan tempelkan persis di depan lubang memek Rena yg basah kuyup oleh cairan memek dan ludah Bagas. Tdk sabar Rena rangkul pantat Bagas, Rena jepit pula dengan kedua kaki Rena, dan Rena paksa tekan pinggulnya.

Ahhhhh, lubang memek Rena terasa terdesak oleh benda yg sangat besar, ohhhh dinding-dinding memek Rena terasa meregang. Kenikmatan mendera memek Rena kembali. k0ntol itu terus masuk menembus sedalam-dalamnya.

Dasar lubang memek Rena sudah tercapai, tetapi k0ntol itu masih lebih panjang lagi. Belum pernah Rena merasakan sensasi kenikmatan seperti ini. Rena hanya tergolek menikmati kebesaran k0ntol itu.

Bagas mulai meremas-remas tetek Rena dengan kedua tangannya. Tiba-tiba k0ntol itu mengenjot memek Rena keluar masuk dengan cepatnya.

Rena tdk mampu menahannya lagi, orgasme kembali melanda, sementara k0ntol itu tetap keluar masuk dipompa dengan cepat dan bertenaga oleh Bagas.

“Aduuuhh, Gaaass, nikmat sekali.., aku nggak kuat lagi ..”. Rena merengek-rengek karena nikmatnya.

“Hheehhhheh, sebentar lagi saya keluaaaar lan ..”, kata Bagas.

Kocokannya semakin menjadi-jadi. Tiba-tiba terasa tubuhnya menegang.

“Ahhhuuuggh, saya keluar laan .”, erang Bagas tertahan-tahan. k0ntol Bagas terbernam sedalam-dalamnya.

Crut .. cruutt . crutt,

Rena merasakan ada cairan hangat menyemprot jauh di dalam memek Rena seolah tanpa henti. Bagas memeluk Rena erat-erat sambil menyemprotkan cairan maninya didalam memekku. Mukanya tampak menegang menahan kenikmatan. Ada sekitar satu menit ia meregang nikmat sambil memeluk Rena.

Sesudah itu Bagas menghela napas panjang.

“Saya tdk tahu apakah saya menyesal atau tdk, … tapi yg tadi sangat nikmat. Terima kasih Rena”. Diciuminya muka Rena. Rena tdk dapat berkata apa-apa. Air mata Rena menetes keluar.

Rena sangat menyesali yg telah terjadi, tetapi Rena juga menikmatinya sangat mendalam. Saat itu Rena juga merasakan penyesalan Bagas. Rena tahu ia sangat menyaygi Dian istrinya. Tetapi nasi sudah menjadi bubur.

Sejak kejadian itu, mereka hanya pernah mengulangi bersetubuh satu kali. Itu mereka lakukan kira-kira di minggu ketiga bulan Januari. Yg kedua itu mereka melakukannya juga dengan menggebu-gebu.

Sejak itu mereka tdk pernah melakukannya lagi hingga kini. Mereka masih sering bertemu, dan berpandangan penuh arti. Tetapi mereka tdk pernah sungguh-sungguh untuk mencari kesempatan melakukannya. Rena masih terus didera nafsu sex setiap hari.

Rena masih terus bermain dengan internet dan menjelajahi dunia sex internet. Rena terus berusaha menekan birahi, tetapi Rena merasa tdk mampu. Mungkin suatu saat Rena nanti Rena akan melakukannya lagi dengan Bagas, dengan segala perasaan dan kegalauan yg menyertai.




Tamat
Cerita Dewasa Penis Keponakan Cerita Dewasa Penis Keponakan Reviewed by Anonymous on 10/30/2016 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.