Melayani Tante Dua Ronde

Cerita Seks Melayani Tante Dua Ronde - Setelah pergumulan bertiga malam itu, kami bertiga tidur saling bepelukan tanpa busana dan hanya ditutupi selimut. Pagi itu aku terbangun. Tapi aku merasakan ada sesuatu yang aneh. Ah… ternyata Tante Nina sudah bangun lebih dulu dan dia sedang asyik mengulum penisku.

“Aduh… tante… pagi-pagi udah mainn kontol…” kataku sambil tertawa.

“Hmmm.. sorry ya Don,… tante tadi bangun dulu terus tante nggak tahan liat penis kamu. Tante langsung ngebayangin kayaknya enak banget kalau morning seks gini ML lagi dengan Dody… nggak apa-apa kan…?” Kulihat penisku sudah berdiri tegak akibat ulah Tante Nina.

Tampaknya Tante Nina sudah sangat bernafsu, nafasnya memburu tak teratur dan pandangan matanya menunjukkan dirinya sedang berada pada puncak birahinya.

Sementara itu Dwi tampak masih tidur tergeletak pulas disampingku.

“Dody sayang… tante pengen ngerasain penis kamu lagi yaa…. soalnya sebentar lagi khan kita pisah… jadi sekarang tante pengen ML lagi dengan Dody… mau khan…?”

“Masukin aja tante… Dody juga suka ML dengan tante….pokoknya hari ini Dody mau ML sampai kita bener-bener udah nggak kuat lagi…. tante mau khan?”

“Hm…. dengan senang hati sayang….. ssttt… jangan keras-keras nanti si Dwi bangun.

Melayani TanteKasihan dia masih kecapaian semalam gara-gara ML dengan kamu.” Ah… kali ini aku akan memberikan sesuatu yang lain untuk Tante Nina. Aku akan membuatnya mengalami orgasme berkali-kali tanpa sempat istirahat. Aku rasa ini tidak terlau sulit karena tampaknya Tante Nina tipe wanita yang sangat sensitif dan mudah mengalami orgasme.

Lagi pula karena semalam aku sudah 3 kali orgasme, aku yakin bisa bertahan lebih lama lagi sekarang. Kubiarkan Tante Nina menaiki diriku dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya.

Seperti biasa dia mulai menaik-turunkan pinggulnya sehingga penisku meluncur keluar-masuk vaginanya. Dengan sengaja kusentakkan pinggulku untuk menandingi gerakannya sehingga membuatnya makin terangsang. Benar saja tidak sampai lima menit Tante Nina mulai kehilangan kontrol dan melenguh kuat, ia mengalami orgasmenya.

“Aahhh… Dody…. tante keluar…. mmmhh… adduuhhh… aahhh… aahhh.. aaghhh…!!”

Aku tidak memberi Tante Nina kesempatan beristirahat. Setelah tubuhnya melemas aku langsung membaringkan Tante Nina dan membuka pahanya, tanpa basa-basi aku langsung menancapkan penisku ke dalam vaginanya. Dan kali ini aku menusukkan penisku dengan kuat dan cepat. Benar saja, Tante Nina tampak kaget dan tidak siap dengan serangan tiba-tiba ini. Tidak sampai 3 menit kemudian tubuhnya mulai bergetar hebat.

“Adduhh… Dody… tante jadi pengen keluar lagi…. aahh… aahh… aahh…” Kurasakan badan Tante Nina mengejang dan kemudian lemas. Sementara itu penisku masih keras dan besar di dalam vaginanya. Tanpa memberinya kesempatan istirahat aku kembali menggerak-gerakkan penisku dengan kuat dan ganas.

Tante Nina yang belum sempat istirahat untuk memulihkan tenaganya, kembali tergetar oleh rangsangan orgasme.

“Donni….. kamu nakal…. nanti tante bisa keluar lagi… aduuhh… mhh… aahh… mmhh…. Dody….. tante mau keluar lagii….. aduuhh… aahh….. dorong yang keras sayang… iya… tusuk yang dalam sayang… iya gitu… terus… terus…. jangan berhenti… aahh… aahh… enak sekali sayang… mmhh… tante keluar lagiii… aahh” Kembali aku tidak memberinya kesempatan istirahat, kali ini kuangkat kedua kakinya dan pantatnya kuganjal dengan bantal sehingga penisku masuk semakin dalam hingga menyentuh ujung vaginanya.

Kutusukkan penisku ke dalam vagina Tante Nina berulang-ulang dengan cepat dan kuat. Hanya berselang satu atau dua menit dari orgasme sebelumnya kembali tubuh Tante Nina bergetar hebat untuk mengalami orgasmenya.

“Aahh… Donnii…. uughh…. masukin yang dalam sayang…. masukin sampai ujung…. aahh…. enak banget….. aaahh… gimana nih…. tante bisa keluar lagi…. mmhh…. aahh… aduuhh… tante keluar lagi sayang… aahh.. aahh…..” kali ini tubuhnya menggelinjang cukup lama, pinggulnya berkedut-kedut tidak beraturan, matanya terpejam rapat-rapat dan giginya terkatup menahan kenikmatan yang luar biasa…. Begitu selesai orgasme kembali aku meneruskan tusukan penisku.

Kali ini tante Nina sudah mulai merasa tidak kuat lagi, matanya memelas memintaku untuk berhenti.

“Udah dong sayang… tante capek banget…. vagina tante mulai perih sayang jangan cepet-cepet dong… sakit… udah sayang… tante istirahat dulu… sebentar aja… nanti kita lanjutin lagi… kasih kesempatan tante istirahat dulu sayang…” katanya sambil mencoba menahanku. Tapi aku tidak peduli, memang gerakanku kuperlambat supaya Tante Nina tidak merasa sakit tapi aku tetap menusukkan penisku ke dalam vaginanya.

Aku sendiri sekarang mulai terangsang berat melihat pandangan sayu tanpa daya seorang wanita yang haus kenikmatan seperti Tante Nina. Setelah beberapa saat tampaknya Tante Nina mulai kehilangan rasa sakitnya dan berubah menjadi rasa nikmat kembali, dia mulai menggerak-gerakkan pinggulnya mengikuti gerakanku.

Sekarang aku ubah sedikit posisiku, hanya kaki kiri Tante Nina yang kuangkat sementara kaki kanannya tergeletak di kasur dan kaki kiriku kuletakkan diatas paha kanannya. Kelihatan Tante Nina menikmati sekali posisi ini, dia mulai bergairah lagi dan gerakan pinggulnya mengganas kembali.

Tak lama kemudian iapun mengalami orgasmenya …

“Ahh…oohh…Dody…. kamu pinter banget sih… aahh… anak nakal…. tusuk tante yang kuat sayang… aahh … aahh… tante keluar lagi…. aahh….. aahh aahh..!,” teriakannya kali begitu keras dan panjang sehingga Dwi yang tertidur kelelahan akhirnya terbangun juga. Aku menekan penisku dalam-dalam di vagina Tante Nina sambil menunggunya kembali siap.

“Udah sayang… tante udah capek… tante nggak kuat lagi sayang…. udah ya sayang… vagina tante udah kebas…… please… tante udah nggak sanggup lagi……”

“Hmm… Dody masih pengen terus tante… soalnya sebentar lagi kita pisah… Dody mau menikmati tubuh Tante Nina hari ini sampai sepuas-puasnya…” kataku sambil memulai lagi tusukan penisku.

“Ayo dong sayang….. udah dulu… kapan-kapan kita khan bisa ketemu lagi…. tante janji deh…. tapi sekarang udah dulu tante capek banget… tenaga tante udah abis….”

“Yang ini terakhir tante… Dody juga udah mau keluar kok… boleh yaa…” kataku sambil mengecup bibirnya.
jilat sperma Tante Nina terdiam dan berusaha menikmati permainan penisku yang terus mengganas nyaris tanpa henti.

Sementara itu aku sudah merasakan diriku mulai mendekati orgasme juga, penisku terasa membesar dan memenuhi vagina Tante Nina. Tampaknya Tante Nina juga merasakan hal yang sama, iapun segera terangsang berat serta mulai mendesah-desah untuk orgasme..

“Ahh… Dody…. keluarin punya kamu sekarang sayaang… tusuk tante yang kuat… tante juga udah mau keluar sekarang……. aaaahhh..!!”

“Ayo tante kita barengan… ini yang terakhir…. aahh Dody keluarr… aaggh…!”

“Aahh…… mmhh… tante juga keluar lagii….. adduhh maakk…enak bangeett…… aaghh…!” Akhirnya kali itu persetubuhan kami benar-benar terhenti dan kamipun berpelukan lemas. artseks.com

Kukecup bibir Tante Nina dan perlahan-lahan kulepaskan penisku dari dalam vaginanya. Kulihat vagina tante Nina sudah sangat merah dan Tante Nina sendiri masih memejamkan matanya kehabisan energi. Hanya sedikit saja sisa lelehan spermaku yang keluar dari vagina Tante Nina, rupanya aku sudah mulai kehabisan cadangan sperma. sementara dia asik menjilati spermaku yang masih tersisa

Tiba-tiba keheningan kami dipecahkan oleh suara Dwi,

“Hey… kalian ML kok nggak ngajak-ngajak Dwi sih… emangnya kalian kira aku nggak pengen yaa….”

“Sudah berapa lama sih kalian main… kok kayaknya seru banget… Nina sampai basah penuh keringat gitu…,” lanjut
Dwi lagi. Tante Nina hanya menoleh sejenak lalu memberi kode dengan jarinya bahwa ia mengalami berkali2 orgasme pagi itu.

“????…?? Ah gila juga… bener-bener teteh maniak ML….. Dwi baru tau….” kata Dwi melotot memandangi Tante
Nina seolah tidak percaya.

“Swear… enggak juga Wi…. aku baru kali ini kok ML segila ini, gak tau nih siapa yang gila, si Dody apa gue….” kata

Tante Nina membela diri sambil masih terengah-engah kelelahan.

“Dwi juga pengen dong sayang…. nggak usah kayak Teh Nina tapi Dwi pengen ML lagi pagi ini sebelum kita pisah… ya sayang….. please… aku pengen dapet kenang-kenangan yang spesial dari kamu. Ok, honey…..” Tapi tampaknya Dwi menyadari kondisiku yang masih lelah kehabisan tenaga.

“Kalau Dody masih cape, pakai tangan atau lidah juga gak masalah kok….. dari tadi aku liat Teh Nina ML dengan kamu kok kayaknya seru banget, Dwi jadi konak kepengen ngerasain juga. Please honey… jilatin punyaku seperti kemarin malam…. Dwi suka kok… jilatin terus sampai Dwi puas… pokoknya jangan berhenti sebelum aku puas yaaa…… please honey… eat my pussy…. please…”

Dwi yang beberapa jam sebelumnya masih malu-malu dan pura-pura tidak mau ikutan kini terlihat mulai berani merayuku dengan genit, di bukanya pahanya dan kedua tangannya menarik bibir vaginanya ke samping sehingga lubang vaginanya yang mungil tampak jelas.

Mau tidak mau akupun kembali terangsang dan mulai melupakan kelelahanku. Aku ingin membuat Dwi mengalami orgasme berkali-kali tanpa istirahat seperti Tante Nina. Karena penisku masih lemas, kali ini aku memulainya dengan lidahku dulu. Kubaringkan Dwi di atas ranjang dan pantatnya kualasi dengan dua buah bantal supaya lidahku bisa menjangkau vaginanya dengan mudah.

“Nah… gitu sayang… jilatin vagina Dwi… hmmh… enak banget…. Dwi belum pernah orgasme pakai oral… sekarang Dwi pengen ngerasain… ayoo sayang… bikin aku terbang melayang ke bulan…. c’mon honey… lick my pussy…. mmhh… yesss… I like it… yess… make me cum honey…” Kujilati bibir dan liang vaginanya lalu kupermainkan klitoris Dwi dengan bibir dan lidahku sementara itu jari-jari tanganku masuk ke dalam liang vaginanya.

Tampaknya Dwi sangat menikmati ini, pinggulnya bergoyang-goyang perlahan serta suaranya mendesah-desah sexy sekali. Setelah beberapa menit akhirnya kuputuskan untuk meningkatkan rangsangan dengan jalan menghisap klitorisnya dengan kuat dan menjilatinya dengan cepat sehingga tubuh Dwi mulai bergetar tak beraturan.

Sementara itu jari-jariku terus masuk semakin dalam sampai menyentuh g-spotnya. Ini membuat Dwi menjadi makin tak mampu mengontrol dirinya lagi, pinggulnya bergetar keras hingga akhirnya dia mengalami orgasmenya yang ketiga.

“Mmhh Dody… adduhh… Dwi nggak tahan lagi adduuhh… terus isep yang kuat… c’mon honey…. mmhh… yess…. I’m cumming…. I’m cumming…… aduh enak bangeett…. aahh… oohh…. oohh…!!” tubuh Dwi mengejang keras, giginya terkatup rapat, matanya terpejam dan tangannya mencengkeram kasur dengan kuat. Tapi aku tidak menghentikan permainanku, klitoris dan g-spotnya terus aku rangsang sampai akhirnya setelah hampir semenit berlalu tubuh Dwi yang menggelinjang mulai terkulai lemas kehabisan tenaga.

Aku ingin Dwi merasakan orgasme yang terus-menerus tanpa henti seperti Tante Nina. Dwi masih tergolek lemas di tengah tempat tidur, sementara itu penisku sudah mulai menegang kembali setelah mendapatkan cukup waktu beristirahat.

Dwi yang belum sadar akan apa yang terjadi tiba-tiba kaget karena aku memasukkan penis ke dalam vaginanya yang masih berdenyut-denyut akibat orgasmenya yang terakhir.

“Aduhh… Dody sayang… kamu ganas banget sih…. Dwi masih capek nih…. istirahat dulu yaa…. please honey…” Aku tersenyum dan menggelengkan kepala perlahan sambil terus menancapkan penisku ke dalam vaginanya. Judi Poker

Akhirnya tidak berapa lama kemudian Dwi mulai terangsang juga, dia mulai menikmati sodokan penisku dan mulai menggerak-gerakkan pinggulnya dengan ganas. Setelah beberapa menit berlalu akhirnya pertahanan Dwi mulai bobol. Ia mulai kehilangan kendali dan tubuhnya bergetar-getar merasakan orgasmenya yang ke-empat.

“Donni….. mmhh… gimana nih… Dwi bisa keluar lagi sayang……. aduhh… aahh… keluar lagi deh… aahh….. mmhh…. aahh…!” kedua tangan Dwi mencengkeram punggungku sementara itu kakinya menjepit kuat pinggulku. Aku membiarkan penisku tertancap dalam-dalam di vagina Dwi dan membiarkan dia menikmati orgasmenya.

Begitu cengkeraman Dwi mulai melunak aku mulai lagi melanjutkan goyangan penisku di dalam vaginanya. Dwi tampaknya kaget setengah mati dan benar-benar tidak siap mendapat serangan beruntun ini.

“Dody… udah dulu dong sayaang… Dwi masih capek….. Dwi lemes banget sayang…. please…. gimme a break, honey….” Tapi sama seperti dengan Tante Nina sebelumnya, aku tidak ambil peduli. Aku terus menusukkan penisku ke dalam vaginanya, makin lama makin cepat… sampai akhirnya Dwi mulai terangsang lagi untuk yang kesekian kalinya dan kembali ikut bergerak aktif.

Tanda pria puas di ranjang“Dody… gantian ya… Dwi pengen di atas….” Aku lalu merebahkan diriku dan membiarikan Dwi menaiki tubuhku sambil membenamkan penisku ke dalam vaginanya. Kali ini Dwi benar-benar sudah belajar banyak dari Tante Nina, gerakannya mulai ganas dan liar.

Desahan-desahan kenikmatannya benar-benar membangkitkan nafsu. Akhirnya Dwi mulai mengalami puncak kenikmatan orgasmenya yang kelima, gerakannya makin liar terutama saat membenamkan penisku ke dalam vaginanya dan desahannya berubah menjadi jerit kenikmatan.

“Dodyi…. aahh… Dwi udah nggak tahan…uuhh… mmhh …..Dwi keluar lagi…. mmhh… yess…. I’m cumming… aahh… aahh……!!” Akhirnya pinggul Dwi menghujam keras ke bawah membuat penisku terbenam sampai ke ujung vaginanya berbarengan dengan rasa nikmat luar biasa yang menjalari tubuhnya. Dan Dwipun terkulai lemas di atas tubuhku.

Kelihatan Dwi sudah begitu lemas setelah orgasmenya yang kelima, tapi sudah kepalang tanggung. Aku sudah terangsang berat dan belum orgasme. Kubaringkan Dwi yang masih memejamkan mata, lalu perlahan-lahan kubuka pahanya dan kuarahkan penisku ke liang kenikmatannya.

“Aduh… jangan sayang… uuh… sakit sayang… vagina Dwi udah mulai ngilu…. berhenti dulu yaaa… istirahat sebentar aja… nanti boleh lagi….” Dwi mencoba menolakku, tapi tubuhnya yang sudah lemah tidak kuasa menahan masuknya penisku ke dalam vaginanya. Akhirnya ia tergolek pasrah di bawah berat tubuhku yang menindihnya.

Aku tidak ingin menyakiti Dwi, sebaliknya aku ingin memberinya kenikmatan. Maka aku menggerak-gerakkan pinggulku dengan hati-hati supaya penisku bergerak dengan lembut di dalam vaginanya yang sudah over-sensitif. Kalau Dwi terlihat kesakitan aku berhenti sebentar, setelah itu aku lanjutkan lagi dengan gerakan yang lembut. Sesekali kucumbu bibirnya, lalu kujilati leher dan telinganya agar nafsunya bangkit kembali sehingga akhirnya perlahan tapi pasti libido Dwi mulai naik kembali.

Ia mulai bisa merasakan kenikmatan yang diberikan penisku. Matanya mulai terpejam merasakan nikmat dan dari mulutnya yang mungil kembali keluar desahan-desahannya yang khas dan sexy. Beberapa saat kemudian tampaknya Dwi benar-benar sudah pulih, rasa sakitnya sudah tergantikan sepenuhnya dengan rasa nikmat.

Ia mulai menggerakkan pinggulnya dengan ganas sehingga akupun harus mempercepat tusukan penisku untuk mengimbanginya. Aku merasakan Dwi sebentar lagi akan mencapai orgasme, dan begitu juga aku.

Thea Brooks nude threesome sex scene“Dody sayang… Dwi mau keluar lagi….. adduhh… adduhh… enak banget… mmhh… c’mon honey… fuck me harder…. yess…. aahh… masukin yang dalam sayang… adduuh… mmhh…. adduhh… Dwi keluar lagii…. mhh… aahh… I’m cumming…. aahh!” artseks.com

“Ayo Dwi…. kita barengan yaa sayang……. mmhh… aahh…!!” Akhirnya aku menumpahkan sisa persediaan spermaku yang terakhir ke dalam vagina Dwi, sementara tubuh Dwi menggelinjang hebat menahan nikmat orgasmenya.

Seperti sebelumnya kali ini dian memaksa kontolku untuk dikeluarkan sepermaku untuk dinikmatinya. Namun kali ini berdua.

Tamat
Melayani Tante Dua Ronde Melayani Tante Dua Ronde Reviewed by Anonymous on 2/01/2016 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.