Coba-Coba Petting

Petualangan Seks Nanto Coba-Coba Petting - Namaku nanto dan sekarang istriku tengah hamil memasuki bulan ke 4. Sudah cukup agak membuncit sedikit perus istriku ini, dan berhubung ini kehamilan pertama istriku maka kami agak ketar-ketir untuk melakukan sesuatunya.

Aku agak sedikit lega karena aku dan istriku selalu mendapatkan masukan dari keluarga besar kami, tapi yang paling sering ya mbak linda dan mbak yani karena mereka kan satu kota dengan kami. Bila hari minggu aku dan istriku gak ada acara kami selalu menyempatkan main kerumah mbak linda atau tempat mbak yani tapi seringnya sih ngumpul bareng-bareng.

Melihat keseruan keponakan-keponakanku, aku jadi pengen cepet-cepet istriku untuk lahiran tapi ya emang baru masuk bulan keempat mau gimana lagi. Mbak linda dan mbak yani sering ngasih masukan untuk kami berdua yang masih awam dalam dunia kehamilan, bahkan sering mereka berdua kumpul dirumahku bersama istriku waktu aku belum pulang kerja. Jadi pas aku pulang aku jadi sopir buat nganterin mereka berdua sampe rumah. Nasib...nasib...

Cek ke mbak riyanti juga masih rutin dan seperti biasanya dengan tanpa mengingat kecelakaan malam itu walaupun otakku masih teringat terus tapi itu mungkin karena aku dah lama gak dapet dari istriku. Tapi sehari-hari bila istriku dirumah mbak yani dan mbak linda lah yang sering menjaga dan menemaninya, cuman ya kalau pulangnya aku jadi sopir buat mereka berdua.

Coba-Coba PettingSebenernya di kota ini kami banyak saudara jadi perhatian pada kehamilan istriku begitu banyak cuman yang paling deket dan sering ya mbak linda sama mbak yani ini. Aku sih maklum, lawong istriku kan adik mereka sendiri jadi pastilah mereka mau nge-jagain dengan hati-hati.

Di bulan ke empat ini mbak linda dan mbak yani semakin sering kerumah ketika istriku sudah dirumah mereka berdua membantu pekerjaan rumah dan menemani istriku, kedua keponakan ku juga sering di bawa kalau mereka sudah pulang sekolah. Rame banget kalau semuanya lagi kumpul.

Istriku cerita kalau ada kebiasaan turun temurun di desa tempat orangtua ratih berada, bila sudah hamil 4 bulan harus di dampingi saudari dari pihak si istri sampe si istri bisa ngurusin bayi dan suaminya sendiri. Jadi pantes aja kalau mbak linda dan mbak yani sampe ngurusin pekerjaan rumah, lawong emang dah kebiasaan dari keluarga di desanya gitu toh. Tapi emang sih..mereka sangat membantu sekali.

Selain membantu pekerjaan rumah, aku juga jadi gak khawatir kalau ninggalin istrikku pas kerja karena udah ada mbak linda dan mbak yani yang selalu ngejagain. Sering mbak linda atau mbak yani nginep di rumahku kalau istriku lagi rewel. Hehehe.kayak bayi aja...

Dari kebiasaan mbak linda dan mbak yani yang sering bergantian menginap di rumah kami, istriku jadi terbuka dengan mereka berdua termasuk aku juga. Sering kami ngobrol berempat saling ejek bahkan ngobrol nyerempet-nyerempet mesum hehehe.

Tapi istriku biasa aja, apa karena mereka kakak nya jadi gak begitu cemburu malah istriku kepingkel-pingkel kalau berempat guyonan. Baru juga sampe rumah biasanya pas masuk rumah langsung denger obrolan mereka kadang mereka cekikikan malah bikin orang penasaran hehehe.

Malem ini seperti biasanya aku dari kantor langsung menuju rumah mbak riyanti untuk menjemput istriku yang sudah nongkrong disana sejak sore tadi. Biasanya kalau istriku ke rumah mbak riyanti, mbak linda dan mbak yani gak ikut nemenin makanya kalau istriku mau pulang minta jemput aku biar sekalian pulang bareng.

Mbak riyanti sudah seperti kakak kami sendiri, makan minum bebas disana dan kalau jemput istriku pasti dia mau mandi dulu disana baru pulang kadang aku juga sering mandi disana tapi kadang kalo ada suaminya mbak riyanti ya gak enak dong. Hehehe.

Pas aku masuk rumah, istriku dan mbak riyanti ngobrol sambil nyetel TV sedangkan anak nya yang lucu itu udah pasti tidur lawong mbak riyanti sekarang dah pake baju daster panjang yang licin. Biasanya kalau mau nidurin anaknya dia emang pake daster panjang gitu, biar dia langsung bisa tidur.

“to, dah makan blom?. Kalo blom makan aja, ada sop kikil kesukaan mas andi sisa tadi pagi di dapur. Abisin aja ya.” Kata mbak riyanti.

“loh kok gak makan aja bertiga biar rame.” Saranku.

“aku sama ratih dah makan. O iya. Tih, panasin dulu sop nya sekalian temenin makan si nanto.” Saran mbak riyanti.

“oke..boss...!! hihihi”

Aku dan istriku ke meja makan yang ada di dapur, istriku nyiapin nasi sama sop-nya sedangkan aku cuci tangan dan kencing ke kamar mandi yang dekat dengan dapur itu. Waktu aku keluar kamar mandi aku melihat istriku terlihat anggun juga dengan daster putih nya, berdiri dekat kompor yang sedang memanaskan sop kikil.

Aku mendatangi istriku dan tegak dibelakangnya. Aku iseng memeluk pinggulnya dari belakang dan mengecupi lehernya sambil menekan-nekankan batangku ke pantatnya yang lembut itu.

“udah ah mas, aku gak bisa loh. Entar kalo kelamaan kamu nanti nafsu, mas sendiri kan yang repot.” Bujuk istriku.

Aku tak menjawab dan membantahnya, apa yang di katakannya memang benar. Aku duduk di meja makan dan istriku menyediakan sop kikil dan nasi untukku dan duduk menemaniku. Entah dari mana sop kikil ini, rasanya kok enak banget. Apa mbak riyanti beli atau emang bikin sendiri ya?

“enak mas?” tanya istriku.

“iya nih, ini buat sendiri atau beli ya?” tanyaku

“ini sih beli, mas. Lawong kalo mau buat sop kikil kan repot urusannya.” Jelas istriku.

“eh, gimana jadi tadi mau nge-rujak?” tanyaku.

“jadi mas. Malah dibawain buanyak banget mangga ama mbak-nya(riyanti)” ujarnya.

“lah, asyik toh...kan bisa puas makan makan rujaknya.” Balasku.

“iya sih, cuman takut mules aja. Abis tadi mbak-nya buat sambel nya puedes banget. Enak sih dilidah...tapi takut di mules hihihi.” Ujar istriku.

Tadi siang istriku sms kalo dia lagi nge-rujak sama mbak riyanti, mereka nge-rujak karena mbak riyanti abis dianterin mangga muda yang rencananya mau dibikin manisan. Tapi malah dilihat istriku, jadinya malah di bikin rujak semua. Emang dasarnya mereka berdua hoby nge-rujak jadi mangga yang entah berapa banyaknya itu habis ludes dimakan.

Istriku tak ikut makan karena katanya sudah makan sebelum aku datang dan makan bersama mbak riyanti. Aku juga gak heran kalau mereka makan bertiga dengan anak mbak riyanti, abis kalau gak ada suaminya, biasanya mbak riyanti sering minta di temenin ngobrol sepulang kerja istriku. Kuah sop kikil ini sayang kalau gak di abisin, abis seger banget. Emang lagi laper dan makannya juga enak, jadi sop kikil ludes bareng nasiku.

Istriku memberesi semua piring dan langsung mencucinnya, kan gak enak, udah dikasih makan masih gak mau nyuciin piring. Ngeliat istriku nyuci piring sambil berdiri dan kulihat dari belakang begitu menggoda, lagi-lagi aku dekati dan istriku ketika sedang mengelapi piring yang sudah dicucinya.

Kupeluk dia dari belakang dengan sambil mengecupi lehernya. Seperti sebelumnya, istriku mengingatkanku kalau dia gak bisa ngelayanin aku, jadi sebelum makin tersiksa aku melepaskan istriku dan kembali keruang keluarga sambil nonton tv bareng mbak riyanti.

“lama amat makannya, jadi curiga aku hihihi” canda mbak riyanti.

“ini..nih, mas ku ini malah nempel-nempel sama aku.” Balas istriku,

“hehehe..berarti kan manjur tuh sop kikil mbak-nya” candaku juga.

“hihihi..kalau manjur ya dilayanin aja to, tih. “ujar mbak riyanti.

“lah gimana mau ngelayanin kan masih TEK DUNG” canda istriku lagi.

“ya..kamu jepit aja pake pahamu. Abis kusuruh pake tangan katamu pegel, tak suruh pake mulut pegel juga” jelas mbak riyanti.

“gimana tuhmbak?” tanyaku penasaran.

“ya si ratih tidur miring terus kamu di belakangnya, tapi bukan di maasukin loh..hihihi...tapi di selipin di antara paha si ratih aja. Inget...jangan sampe si ratih klimaks nanti takutnya terjadi kontraksi di rahim ratih.” Jelasnya.

“aduh bingung nih...gimana-gimana mbak?” tanya istriku.

“ehm..o iya. Aku ada kaset (CD) praktek nya. Yuk kekamar ku aja nonton di sana aja. Gak enak kalau nonton disini taku nanti tau-tau nongon anakku. Kan gak bagus buat perkembangannya.” Jelasnya lagi.

Mbak riyanti mematikan tv dan langsung menuju kamar tidurnya yang tepat di dapan ruang keluarga tadi, entah kenapa kok kamar ku dan ratih dirumah juga tepat di depan ruang keluarga jadi mungkin inilah salah satu penyebab kecelakaan malam itu.

Ketika aku dan istriku sudah ada di dalam kamar mbak riyanti, kami berdua hanya duduk di sofa yang ada di samping kanan ranjang yang juga berseberangan dengan pintu yang ada di sebelah kanan ranjang sedangkan tv ada di depan ranjang. Mbak riyanti dengan cekatan menyetel sebuah kaset CD dan langsung terlihat di tv yang sepertinya memang video tutorial meskipun adegannya tanpa sensor dan terlihat jelas.

Tayangan itu menampilkan seorang pria yang telanjang dari pinggang kebawah dengan berbaring menyamping di belakang seorang wanita yang terlihat hanya menggunakan daster putih pendek. Kemudian si pria menggesek-gesekkan batangnya di selangkangan si wanita yang masih menggunakan celana dalam, ketika batang si pria sudah keras, pria itu melepaskan celana dalam si wanita dan kemudian menggesek-gesekkan kepala batangnya ke vagina wanita itu.

Tapi itu hanya sebentar karena si pria kemudian mengolesi kedua paha dalam wanita itu dengan lotion baru kemudian menyelipkan batangnya di antara paha wanita itu. Tapi tayangannya gak lama karena di skip dari kasetnya dan setelah itu terlihat si pria klimaks diantara kedua paha wanita itu sampe terlihat lelehan mani si pria.

Mbak riyanti dengan sigap mengeluarkan kaset itu dan kemudian memberesi kasetnya. Mbak riynti menyuruh aku dan istriku duduk di ranjang dan dia duduk di sofa.

“nah, udah liat kan tutorialnya. Udah mudeng kan?” tanya mbak riyanti.
iya, mbak. Makasih. Udah di liatain kasetnya,” ujar istriku.

“nah kalo gitu pake aja ranjang mbak untuk praktek kalian berdua sekalian mbak sebagai wasitnya hihihi” canda mbak riyanti.

“ih...malu dong mbak. Aku kan gak pernah gituan di tonton orang.” Elak istriku.

“ya, mbak kan cuman liatin keadaan aja. Nanti kalau semisal kamu udah mau klimaks mbak nanti ngingetin si nanto biar berenti dulu nah, kalau sudah agak tenang baru bisa dilanjutin lagi.” Jelas mbak riyanti sambil memberikan lotion.

“gimana nih mas?” tanya istriku padaku.

“ehm..kalau gak papa, ya aku sih mau aja. Mumpung ada yang ngawasin.” Ujarku.

Istriku dengan agak malu-malu langsung melepas celana dalamnya dan di titipkan mbak riyanti. Istriku tidur menyamping ke arah mbak riyanti dan kemudian aku langung melepas celana ku dan celana dalamku yang langsung diambil mbak riyanti dan di letakkannya di sofa disamping dia duduk.

Batangku agak mengeras tapi belum cukup mengeras mungkin karena tau akan ada yang enak-enak jadi batangku langsung semangat. Hehehe. Mata mbak riyanti melirik ke batangku dan dia tersenyum sambil memalingkan mukanya ke arah istriku.

Aku berbaring di belakang istriku dan kupegang batangku dengan tangan kananku untuk menggesek-gesekkan kepala batangku ke vagina istriku. Kurasakan agak sedikit basah di vagina istriku dan batangku juga gak lama sudah langsung full ereksi. Istriku kemudian mengolesi sendiri lotion yang tadi diberikan mbak riyanti de sekitar kedua paha dalam nya. Cukup bayak lotion yang di pakai istriku.

Tak lupa ku olesi juga batangku pake lotion itu sampe licin. Kemudian kurapatkan paha istriku dan kuselipkan batangku diantara kedua pahanya. Sungguh nikmat rasanya ketika perlahan-lahan kepala batangku terjepit pahanya kemudian terus mandesak kedepan sampe kepangkal batangku. Tapi sayangnya pas batangku mentok sampe pahanya, batangku yang didepan dan kepala batangku gak kejepit paha istriku.

Tapi gak papa deh yang penting bisa klimaks dari pada gak bisa sama sekali. Mbak riyanti menahan tawanya ketika mengetahui batangku tak bisa terjepit semua oleh paha istriku, dia bilang kalau ratih jadi kayak punya titit beneran. Jadi istriku juga melirik kebawah dan juga ikut-ikutan tertawa melihat batangku yang seperti menyatu yang membuat dirinya seperti punya titit beneran.

Tapi aku tak peduli dan langsung mulai memompa batangku di jepitan kedua paha istriku. Pertama-tamanya sih pelan-pelan banget tapi lama-lama ini pantatku kok cepet makin cepet. Nah pas mulai cepet itulah mbak riyanti ngingetin jangan terlalu kuat ngedorongnya takut nanti ada apa-apa sama perutnya si ratih. Jadi bener juga nih saran mbak riyanti kalo aku dan istriku butuh mentor dan sekaligus pengawas jalannya kenikmatan ini. Hehehe.

Berhubung udah di ingetin jadi aku ya pelan-pelan aja buat maju-mundurin batangku yang lagi terjepit diantara paha dalam istriku. Sempat beberapa kali kapala atau batangku yang menyentuh dan bergesakkan dengan vagina atau klitoris milik istriku tapi sama sekali aku gak niat untuk masuk kedalam sana. Entah berapa lama aku maju-mundurkan batangku yang terjepit paha istriku ini, tapi rasanya enak banget ya...setidaknya enak lah. Hehehe.

Tapi sayang itu hanya sesaat, karena kemudian tangan istriku memegang tanganku.

“mas, stop dulu mas.” Ucap istriku.

“ah...ada apa? Kamu mau klimaks?” tanyaku.

“i.iya mas. Stop dulu yah.” Ujar istriku.

“ya udah deh. Gak papa kok.” Jawabku menenangkan istriku.

Aku menarik batangku dari jepitan paha istriku dan kemudian tidur terlentang memandangi plafon kamar mbak riyanti yang berhiaskan lampu indah disana. Aku berusaha menenangkan nafsuku yang bahkan baru mau naik, sebenernya memang seperti inilah bila aku dan istriku lagi intim.

Istriku bisa 2-3 kali klimaks dan baru sesudah itu aku, inilah sebabnya kenapa istriku agak males-malesan melayaniku dan biasanya dia hanya diam saja dan aku yang bekerja. Aku sangat mencintainya dan ketika kami intim pun walau hanya aku yang bekerja tapi selalu disertai ciuman dan kontak mata yang membuatku mereasakan hangat dan nikmatnya hubungan intimku itu.

Tapi sekarang aku tak bisa lagi meneruskannya karena aku harus menunggu istriku agak surut nafsunya agar aku bisa melanjutkan intimku yang tanpa penetrasi ini. Lamunanku buyar ketika terdengar ada suara kentut yang akrab ditelingaku.

“ehm..ngentut yah...hehehe” tanyaku pada istriku.

“hihihi...iya mas. Bawaan dedek kali yah.” Ujar istriku beralasan.

“hihihi bener juga sih..tapi bukan gara-gara kebanyakan makan rujakkan..” canda mbak riyanti.

“hihihi...kayaknya sih gara-gara kena gesek deh mbak. Lawong kalo kami lagi ehem-eheman ratih sering kentut” ujarku.

“ye..gak,mbak. Cuman kadang-kadang aja. Hihihi” jawab istriku.

“ya gak papa kok. Aku juga kadang-kadang juga kentut kalo lagi begituan. Malah kadang punyaku yang kentut.” Jawab mbak riyanti.

“aku juga pernah loh mbak. Sampe kami berdua cekikikan hihihi” balas istriku.

“tapi yang penting bisa dilanjutin ya gak rih...hihhihi” balas mbak riyanti.

“ehm...mas, gak usah diterusin yah. Aku takut...” ujar istriku.

“lah kenapa ?” tanyaku bingung.

“ehm...aku gak kuat nahan klimaks. Kan mas tau sendiri kalau kita lagi begituan bisa sampe 3 kali baru mas selesai. Aku takut aku gak bisa nahan.” Ujar istriku.

“bener banget tuh tih. Aku aja begitu...eh.. e...maksudku kalo aku lagi sama begituan juga bisa sampe 3 kali.” Elak mbak riyanti.

“trus gimana nih mbak?” tanya istriku.

“emh...bagusnya sih kamu tahan dulu ya, to. Sampe istrimu selesai lahiran.” Jelas mbak riyanti.

“ya deh...gak papa. Dari pada nantinya nyesel lebih baik nggantung hehehe..” candaku.

“iya juga sih...si nanto juga nanggung tapi bener juga apa kata si ratih, takutnya terjadi apa-apa.” Ujar mbak riyanti sedikit bingung.

“ehm...mbak aku boleh minta tolong gak?” tanya istriku.

“hihihi tumben mau minta tolong biasanya gak pamitan hihihi...emang mau minta tolong apa sih kok serius amat.” Jawab mbak riyanti.

“ehm..mbak...tolong bantuin..mas nanto, mbak.. biar mas gak nggantung.” Kata istriku tanpa rasa bersalah.

“hah...” aku dan mbak riyanti kaget

“maksudnya gimana, tih?” tanya mbak riyanti.

“ya...mbak jepitin itunya mas nanto.” Tambah istriku.

“kayak kamu...gitu?” tanya mbak riyanti meyakinkan.

“iya...lagian kan mbak gak lagi hamil.” Ujar istriku.

“lah nanti kalo aku klimaks gimana?’ tanya mbak riyanti.

“gak papa deh...anggep-anggep rejeki buat mbak..abis ditinggal mas-nya hihihi.” Canda istriku.

“ka.kamu serius ?” tanyku pada istriku.

“iya...mas. aku gak tega sama kamu, mas ya udah mbak sini.” Ucap istriku menyuruh mbak riyanti menggantikan tempatnya.

Istriku berdiri dan didepan mbak riyanti dan menarik tangan mbak riyanti untuk duduk di ranjang yang kemudian direbahkan istriku ditempat istriku berbaring disampingku tadi. Mbak riyanti menanyakan keseriusan istriku lagi tapi serpertinya istriku benar-benar serius dengan apa yang dia lakukan bahkan istriku menyuruhku untuk menuruti semua yang di katakan mbak riyanti sewaktu petting.

Aku menaikkan bawahan daster panjang putihnya dengan tangan sedikit gemetar, gimana gak gemeteran. aku jadi inget waktu kecelakaan malam itu bersama mbak riyanti, cuman ini lebih mendebarkan lagi karena istriku ada didepan kami berdua. Seakan jantung mau rontok pas aku melihat paha mbak riyanti dan menyentuh pinggangnya untuk menurunkan celana dalamnya yang ternyata berenda-renda ketika kuraba.

Kedua tanganku mulai menarik celana dalam itu dengan hati-hati yang dibantu mbak riyanti dengan mengangkat pantatnya untu memudahkanku menanggalkan celana dalamnya itu. Ketika sudah terlepas aku memberikan pada istriku yang kemudian di taruhnya di atas celana dan celan dalamku, kulihat celana dalam istriku tak ada mungkin sudah dipakainya.

Istriku menganggukan kepalanya ketika aku menatap matanya seakan memberikan izinnya untukku menikmati petting ku dengan mbak riyanti malah istriku sendiri yang nyodorin lotionnya ke mbak riyanti. Mbak riyanti kemudian mengoles-oleskan lotion itu cukup banyak di kedua paha dalamnya dan kemmudian dia memberikannya padaku agar aku juga melumuri batangku juga.

Berhubung daster mbak riyanti panjang jadi bagian bawah daster yang sebelah belakang saja yang kusingkap sampe seidkit pantatnya terlihat, sedangkan yang bagian depannya seperti tidak di izinkan sama mbak riyanti karena setiap aku akan menaikkan bawahan daster sebalah depan tangannya selalu memegang tanganku mungkin saja mbak riyanti malu bila dilihat istriku.

Perlahan-lahan kutempelkan kepala batangku dan mulai ku desakkan kedepan agar batangku dapat terjepit di dalam pahanya dan seperti tadi, batangku juga tak bisa semuanya dijepit oleh paha mbak riyanti. Entah karena memang paha mbak riyanti lebih nikmat atau karena sensasi paha yang berbeda dengan diawasi mata istriku tapi yang jelas rasanya lebih mendebarkan dan berdesir padahal postur istriku dengan mbak riyanti sama saja gak ada yang beda mungkin inilah salah satu penyebab kecelakaan malam itu.

Entah berapa lama aku memaju-mundurkan batangku tapi sekarang aku mendengar mbak riyanti mendesah walaupun sangat pelan sekali. Pas lagi enak-enaknya maju-mundurin batangku eh...istriku kentut lagi dan katanya perutnya agak mules-mules.

“aduh, mbak maaf yah...agak mules nih.” Jelas istriku.

“eh..yah..eh..gak papa kok.” Jawab mbak riyanti tergagap.

“mbak..aku e...mau ke kamar mandi dulu mau mandi sekalian nyembuhin mules ku dulu hihihi..” ujar istriku.

“e...ta.pi..ini blom slesai..” jawab mbak riyanti.

“gak papa lanjutin aja mbak sampe mas nanto dapet(klimaks). O iya, turutin apa kata mbak-nya awas kalo macem-macem gak nurutin mbak-nya” ujar istriku mengancam sambil kaluar dari kamar menuju kamar mandi yang ada di belakang.

Sejenak aku berenti menggerakkan pantatku dan mbak riyanti langsung bilang terusin aja, asal aku nurutin apa kata-nya, seperti yang dipesankan oleh istriku. Dan entah karena memang lagi enak atau emang karena nurutin kata-kata mbak riyanti, aku langsung aja pegang pinggul mbak riyanti dan kembali ku pompa dengan cepat dan kembali pikiran ku melayang ke malam dimana aku dengan posisi yang sama tengah memompa mbak riyanti tetapi bukan pada pahanya tetapi pada vaginanya.

Jujur saja aku telah lupa bagaimana rasanya vagina wanita cantik ini, tetapi aku juga jujur bah wa aku juga merindukan nikmatnya vagina mbak riyanti ini. Karena saking cepatnya pompaanku, batangku jadi sering lepas dari jepitan pahanya. Dan ternyata mbak riyanti dengan inisiatifnya memegangi batangku untuk dijepitkan lagi dan terus seperti itu bila batangku terlepas lagi dari pahanya.

Tetapi lama-lama kok kepala batangku jadi sering njeblos ke bibir vagina mbak riyanti ya?.. tapi aku sejujurnya juga menikmatinya dan berharap mbak riyanti gak sadar dan terus terlena biar aku juga bisa merasakan ini lebih lama lagi.

“to, masukin ajah...” bisik mbak riyanti sambil menoleh kearahku

“be.ner mbak??” tanyaku menyakinkan.

“masukin ajah...inget loh.. kamu disuruh nurutin omonganku.” Jelas mbak riyanti.



Segera aku memajukkan batangku untuk lebih kedepan dan menembus vaginanya, dan seperti malam itu. Kali ini juga pas masukin pertama kali ini batang kok ya pake meleset melulu, dan akhirnya mbak riyanti juga langsung turut turun tangan. Batangku digenggam tangan mbak riyanti yang mulus itu dan diarahkannya tepat pada bibir vaginanya yang sudah merekah.

Kucoba hentakkan batangku secara perlahan-lahan sampe kepala batangku masuk kedalam vagina mbak riyanti dan terus ku hentakkan dengan perlahan agar batangku dapat terus masuk hingga hampir setangah batangku yang masuk. Mbak riyanti menyuruhku berenti sebentar katanya dia mau ngambil nafas dulu, entah kok bisa begitu aku juga bingung.

Tapi gak lama kemudian disuruh ngelanjutin sampe batangku jeblos mentok didalem walupun gak mentok semua batangku masuk tapi kerasa enak banget di kepala batangku karena berasa banget kalo mentok sampe dalem. Hehehe.

Mbak riyanti langsung menyuruhku memompa vaginanya yang kulihat dengan jelas penuh sesak oleh batangku, barangkali punya mbak riyanti memang di rawat terus biar selalu kenceng maklum dokter kandungan loh...hehehe. aku begitu tak tahan lagi waktu mlihat batangku sendiri yang sudah menancap di vagina mbak riyanti, pemandangan itu sungguh menggugah ku sehingga langsung memompa sekeras yang kumampu.

Aku takut nanti istriku sudah selesai dengan urusan mandai dan perutnya yang mules itu tapi nikmat ini sungguh membuatku lupa diri. Memang bila posisi seperti ini sulit untuk memompa kenceng tapi juga sangat nikmat, barangkali karena vagina mbak riyanti juga kejepit kedua pahanya dan membuat vaginanya makin sempit yang membuatku panas dingin karena enaknya.

Tangan mbak riyanti mengarahkan tangan kiriku untuk meremasi dan memelintiri piting susunya sedangkan tangan kananku kadang hinggap disana juga, tapi aku tak menyentuh apapun selain mbak riyanti yang menyuruhku. Berarti aku tetep nurutin mbak riyanti kan...hehehe. setiap ku hentakkan batangku kedalam vaginanya mbak riyanti, terdengar desahan lirih yang tertahan.

Barangkali emang mbak riyanti tipe wanita yang jika sedang berhubungan di ranjang tak banyak suara karena pas kecelakaan malam itu dia seperti ini dan sekarang juga seperti ini. Kalau istriku emang gak teriak-teriak kayak di film-film tapi ya kadang-kadang kelepasan aja apalagi kalau aku ngasih serangan mendadak hehehe.

Tak berapa lama kurasakan vagina mbak riyanti seperti berkedut-kedut seperti kalau istriku akan klimaks, tapi belum sempat aku mau bertanya mbak riyanti kulihat kedua tangannya memegang bantal dengan kuat dan mulut menggigit ujung bantal sambil mengerang tertahan bantal itu.

Kedutan-itu sangat kuat sampe-sampe aku gak sanggup mompa lagi dan hanya menikmati remasan-remasan vagina nikmat ini. Entah berapa lama itu terjadi tapi aku merasakan sangat lama dan tentu sangat nikmat. Dan ketika mbak riyanti selesai dengan klimaksnya nafasnya ngos-ngosan dan kurasakan tubuhnya seperti lemes banget kayak gak ada tulangnya.

Aku hanya diam saja sampe ada perintah berikutnya walaupun nanti mbak riyanti nyuruh untuk sampe disini aja ya aku terma aja. Tapi mungkin karena batangku masih tegar di dalam vaginanya mbak riyanti noleh ke belakang dan mencium sekilas bibirku dan menyuruhku untuk lanjutin aja sampe aku klimaks. Emang dasarnya pengen sampe klimaks pas beginian eh,..disuruh gini malah aku yang seneng banget.

Awal-awal genjot emang mbak riyanti diem aja dan kayak gak ada perlawanan, vaginanya juga seperti licin banget dan kulihat vaginanya yang tertancap batangku sudah penuh dikelilingi dengan busa-busa putih.

“mbak, kamu gak papa kan?” tanyaku khawatr.

“ehm,.kenapa to?” tanyanya heran.

“itunya mbak bayak busa-busa putih...padahal aku blom kluar.” Tanyaku.

“hihihi...itu normal kok, to. Kamu aja yang gak pernah merhatiin kalo lagi sama ratih.” Jelas mbak riyanti.

“emang itu tuh apaan mbak?” tanyaku bingung.

“itu-itu pelicinku (sement/pelumas) yang ke gesek-gesek. Jadinya buih-buih gitu...” jelasnya lagi.

“o...gitu...abis aku takut mbak kenapa-napa.” Ucapku lega.

“udah terusin aja...entar ratih dateng lagi...kamunya kan yang nanggung hihihi...” jawabnya.

Aku tak lagi menjawab candaannya tetapi langsung memompa tubuhnya hingga badannya tergoyang-goyang kedepan dan kebelakang apalagi pinggulnya yang menggoda itu sungguh putih dan membuatku makin naik darah.

Kedua tanganku sudah berada di pinggulnya untuk membantuku memompa dengan keras sampe-sampe terdengar bunyi tepukan selangkanganku dengan selangkangan mbak riyanti yang nikmat itu. Suara tepukan pinggul itu sungguh menggairahkan bila kudengar dan sepertinya mbak riyanti juga begitu karena dia seperti makin terangsang dan berusaha memberikan perlawanan dengan membantuku memompa pinggulnya juga.

Memang semua yang ada di tubuh mbak riyanti gak ada bedanya dengan punya istriku tapi sensasi memompa mbak riyanti sedangkan istriku di kamar mandi belakang yang sewaktu-waktu selesai dan membuka pintu kamar membuat jantung ini jadi sangat keras berdetak bahkan belum pernah kurasakan sensasi ini.

Sensasi yang begitu nikmat ini membuat kepalaku tak bisa memerintahkan batangku untuk bertahan lebih lama lagi karena otak ku juga ikut-ikutan nge-blank gara-gara saking nikmatnya ini. Mbak riyanti juga sudah hampir sampe klimaksnya lagi karena vaginanya sudah mencengkram dengan kuat batangku bahkan tangan dan mulutnya sudah ada di bantal yang menjadi korban tadi.

Tapi tiba-tiba mbak riyanti sudah mendahuluiku untuk klimaks dan kurasakan lagi remasan-remasan nimat dari vagina nya yang nikmat itu sampe-sampe aku gak bisa mompa batangku lagi. Klimaksnya kali ini tak selam tadi yang pertama jadi remasananya juga sebentar dan membuatku belum meraih klimaks bersamananya.

Ketika sudah bisa kugerakkan lagi batangku di dalam vaginanya kembali aku memompanya sekuat aku bisa dan tak lama kemudian rasa nikmat itu sampe-sampe seperti menghentakkan ku ke dunia yang penuh nikmat. Kuhentakkan sedalam-dalamnya batangku dan ku pancarkan semprotan demi semprotan dari batangku kedalam vagianannya yang terdalam dan kurasakan kepala batangku seperti memasuki lubang di dalam vaginannya yang membuat kepala batangku luar biasa geli sekaligus nikmat.

Entah berapa lama sensasi nikmat itu kurasakan bahkan aku juga gak bisa ngitung berapa kali aku nyemprot di dalam vagina mbak riyanti yang nikmat itu tapi rasanya sungguh nikmat apalagi vagina mbak riyanti seperti membantu batangku karena vaginanya meremas-remas lagi seperti waktu dia klimaks jadi rasanya sungguh lengkap.

Bahkan aku malah pengen sensasi klimaks yang nikmat ini gak berenti-berenti karena saking enaknya.Ketika aku dan mbak riyanti sudah reda dari klimaks mbak riyanti noleh dan langsung melahap bibir dan lidahku untuk mencari ludahku agar bisa dia minum, mungkin barangkali mbak riyanti kehausan gara-gara klimaksnya tadi.

Pas lagi asyik-asyiknya isep-isepan ludah gara-gara kehausan, diluar kamar kedengeran ada suara orang jalan menuju kamar mbak riyanti. Jadi mbak riyanti ngelepasin ciuman kami dan sambil mendaesah lirih mengeluarkan batangku dari vaginanya sambil tangan kanan nya memegangi vaginanya dan berlari kecil menuju kaca besar yang ada di lemarinya.

Ketika dibuka ternyata itu adalah kamar mandi...aku baru tau kalau kaca lemari besar itu adalah pintu kamar mandi, karena kaca besar itu dempet dengan lemari besar mbak riyanti.

“loh..mbak riyanti mana mas..??” tanya istriku ketika sudah ada didalam kamar.

“itu lagi dikamar mandi.” Jawabku sambil menunjuk arah kaca besar itu.

“loh...ada kamar mandi to di sini..?” ujar istriku heran.

Aku tak menjawab istriku tapi aku langsung keluar kamar dengan menenteng celanaku menuju kamar mandi di belakang untuk mandi dan segera pulang. Sampe aku dan istriku pulang mbak riyanti belum juga keluar dari kamar mandi yang ada didalam kamar tidurnya itu.

Aku dan istriku hanya pamitan dari dalam kamar dan mbak riyanti hanya bilang untuk nutup ngungci pintu dari luar dan kuncinya disuruh masukin kedalam rumah lewat sela bawah pintu, mbak riyanti bilang kalau dia juga kena mules-mules gara-gara kebanyakan mangga.

Istriku aja heran tumben mbak riyanti mules-mules gara-gara ngerujak, karena waktu istriku ngidam dulu yang nemenin nyari rujak dan makan rujak ya mbak riyanti.

Besoknya aku dan istriku maen ke rumah mbak riyanti karena hari itu hari sabtu kebetulan aku dan istriku dikasih libur kalau sabtu minggu, jadinya kami sering maen ke keluarga.

Maklumlah, kerja sama keluarga sendiri kalau enak ya enak banget lah kalo susah ya ngenes banget..hehehe. tapi sayangnya anaknya yang lucu itu lagi di sekolah jadi kami cuman mampir sebentar karena mau langsung ke rumah famili lainnya. Tapi kami sempat ngobrol bertiga dan ngobrolin yang semalem juga hehehe.

“mbak kemaren dapet berapa kali.?” Tanya istriku waktu kami lagi sarapan bareng.

“ehm..berapa ya...hihihi..tanya aja tuh sama mas mu. Dia tu yang bikin aku kayak gitu.” Canda mbak riyanti.

“emang berapa kali toh mas?” tanya istriku.

“lah kok nanya sama aku. Yang ngerasain kan si mbak sendiri,” ujarku mengelak.

“hihihi..iya iya..semalem dapet 3 kali.hihihi” tawanya malu.

“hihihi...bener to mbak..baru kayak gitu aja ampe 3 kali apalagi kalo dari awal sama mbak..apagak nanti telerrr...hihihi” canda istriku yang di sambut tawa kami bertiga.

Ketika istri ku ke kamar mandi abis makan aku bantuin mbak riyanti nyuci piring walaupun bukan aku sih yang nyuci tapi aku cuman bantuin ngelapin aja hehehe. Aku iseng aja nanya hehe.

“mbak, kok 3 kali? Perasaan cuman 2 kali?” tanyaku.

“kebiasaanmu itu loh..kalo mau nyembur nyodokinnya ampe mentok..ya jadinya ikut-ikutan ngeresain, dapet lagi deh.” Jelasnya.

“o..pantes enak banget hehe” celotehku.

“ye...kamu sih enak. Udah dapet enak langsung pergi lah aku ampe setengah jam di dalem kamar mandi gara-gara kamu.” Terangnya,

“lah...kok bisa?” tanyaku.

“gara-gara mani mu itu loh...udah kayak keran bocorrr...ampe pegel aku jongkok nungguin manimu keluar semua.” Kata mbak riiyanti seperti kejadian malam itu.

“hehehe...ya maaf mbak...” jawabku.

“tapi gak tega sama ratih, jadi aku harap kejadian kemaren jadi yang terakhir. Gimanapun aku gak mau nyakitin hati mas-mu (suaminya) sama ratih. Mana aku takut kalo kamu sembur nanti jadi (hamil). Walaupun tak minumin pil, takutnya telat waktu minumnya.” Takut mbak ratih.

“iya mbak, maaf ya..karena bisa jadi begituan beneran” sesalku.

“iya gak papa, lagi pula aku takut jadi ketagihan beneran sama punyamu itu hihihi” tawanya sambil malu.

“hehehe...ternyata punyaku ada yang nge-fans toh...hehehe” candaku lagi.

“hush..aku bukan nge-fans tapi ngangenin punyamu hihihi...tapi pokoknya aku gak mau lagi loh...pegel tau jongkok ngeluarin manimu itu...!!!” ucapnya sambil merengut lucu.

“hayo...ngomongin aku ya...???” ujar istriku ketika baru selesai dari kamar mandi.

“ye...GE.ER...!!!” jawabku dan mbak riyanti bersamaan dan disambut dengan tawa kami bertiga pagi itu.

Tamat
Coba-Coba Petting Coba-Coba Petting Reviewed by Anonymous on 6/20/2015 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.