Cerita Dewasa Sekretarisku Yang Ternyata Masih Perawan

Cerita Dewasa Sekretarisku Yang Ternyata Masih Perawan - Karena prestasiku, karirku di kantor terus menanjak hingga akhirnya aku dipromosikan menjadi kepala departemen pemasaran dan penjualan.

Ditempat yang baru tersebut aku mempunyai seorang sekretaris bernama Karin. Dia lebih tua 2 tahun dariku. Dia baru saja berulang tahun yang ke 35 bulan lalu, namun bodynya masih sangat menarik layaknya gadis berusia 25 tahun. Dengan tinggi sekitar 170 cm dan berat badan 75 kg, membuat tubuhnya terlihat chuby.

Ukuran payudara Karin cukup besar, 38D. Namun masih terlihat kencang dan padat. Dia juga memiliki pantat yang bulat dan besar, yang selalu membuat setiap mata lelaki tidak berkedip melihat goyangan pantat bahenolnya saat dia berjalan.

Makeup wajahnya cukup sederhana namun tidak mengurangi kecantikan wajahnya. Hampir sebagian besar laki2 dikantorku tertarik padanya dan selalu menggodanya karena dia sangat sexy dan menarik.Tidak terkecuali aku.

Bahkan setelah sekian lama mengenalnya timbul keinginanku untuk dapat menikmati tubuh montoknya tersebut, tapi sebagai bosnya aku harus berhati2 jangan sampai salah langkah. Aku harus cari cara agar keinginanku tersebut dapat terwujud.

Aku ingin dia juga merasakan nikmatnya kon tol besarku yang membuat setiap perempuan yang aku entot menjerit-jerit kenikmatan dan ketagihan dengan kon tol besarku tersebut.Selama bekerja di kantor, aku sering mengajak Karin untuk bercanda agar dia merasa nyaman dan tidak canggung.

Atas saranku pula kalau hanya berdua, aku minta dia untuk tidak memanggilku dengan sebutan Bapak. Cukup memanggil dengan namaku saja. Dengan demikian lama kelamaan hubunganku dengannya semakin akrab. Kadang2 begitu ada kesempatan, aku mencoba untuk menyentuhnya di sana-sini. Karin gak marah dan hanya tersenyum menanggapi ulahku.

Aku gak tahu apakah dia tahu maksud aku yang sebenarnya atau dia menganggap aksiku tersebut hanya kejadian yang gak disengaja.Aku terus mencari cara agar aku dapat menikmati tubuh bahenol Karin. Hampir setiap hari aku terus mengamati Karin dan segala aktifitasnya.

Hingga akhirnya aku tahu bahwa Karin termasuk pecandu facebook. Bahkan disela-sela kesibukannya sebagai sekretarisku dikantor, Karin selalu menyempatkan untuk update status di fbnya dan ngasih comment di status teman2 fbnya atau bahkan chatting dengan teman2 fbnya. S

epanjang hari dia selalu online. Muncul ideku untuk membuat akun facebook palsu agar aku dapat ngobrol bebas dengan Karin tanpa dia tahu siapa aku sebenarnya, sehingga aku dapat mengorek data lebih banyak lagi tentang dirinya.

Dan ternyata usahaku tersebut berhasil. Hampir setiap hari sepulang dari kantor aku selalu chating dengan Karin tanpa dia sadari bahwa dia sedang ngobrol denganku, yang notabene adalah Bosnya. Hal tersebut berlangsung hingga beberapa waktu lamanya dan obrolankupun dengan Karin di fb semakin akrab.

Aku dan Karin mulai membicarakan hal2 yang sedikit pribadi dan bahkan aku mulai berani membicarakan tentang isu-isu yang berhubungan dengan masalah sek dan ternyata Karin selalu menanggapi dengan hangat setiap percakapan.

Suatu hari aku bertanya kepada Karin tentang kehidupan pribadinya termasuk kehidupan seknya. Diluar dugaanku, Karin menceritakan dengan detail semua kehidupan pribadinya bahkan sampai masalah kehidupan seksualnya dia ceritakan semuanya padaku.

Dari situ aku tahu bahwa Karin masih lajang dan yang membuat surpraise bagiku adalah Karin masih perawan diusianya yang sudah berkepala 3 tersebut. Dia ceritakan pula bahwa diusianya yang sekarang ini, sebagai wanita normal diapun ingin merasakan nikmatnya berhubungan sek dengan lawan jenis seperti halnya yang telah diceritakan oleh temen2nya.

Mendengar hal itu, akupun jadi ingin mengetahui lebih jauh lagi, tipe orang yang dia inginkan. Dengan terus terang dia menyebutkan bahwa saat ini dia menyukai Bos barunya di kantor bahkan lebih dari itu dia dengan senang hati akan menerimanya jika seandainya Bosnya tersebut mengajaknya ML.

Namun karena dia seorang wanita, dia malu dan takut untuk menyatakannya lebih dulu. Karin juga menyampaikan bahwa Bosnya sangat dekat dan akrab dengannya bahkan Bosnya sering menggodanya dan sering colek2 dirinya.

Dari sorot matanya dan dari cara memandang dirinya, menurut Karin sebenarnya Bosnya tersebut selama ini juga menginginkan dirinya. Namun sampai saat ini Bosnya belum berani terus terang untuk mengutarakan keinginannya.

Mungkin Bosnya takut merusak hubungan kerjaku dengannya dan kalau sampai salah langkah bukan tidak mungkin akan merusak reputasinya sebagai eksmud. Betapa terkejutnya aku mendengar semua yang telah disampaikan Karin tersebut. Karena bos yang dia maksud tersebut adalah aku dan dia tidak tahu bahwa saat ini dia berbicara dengan orang yang dia maksud.

Aku sangat senang, ternyata Karin mempunyai keinginan yang sama denganku. Dengan demikian sebentar lagi keinginanku untuk dapat menikmati tubuh bahenolnya akan terwujud. Tinggal menunggu waktu.

Sehingga dalam obrolan2 berikutnya aku lebih fokus untuk mengajari Karin tentang bagaimana merayu dan menggoda Bosnya tersebut agar dia berhasil dan dapat mewujudkan keinginan yang selama ini dia pendam. Padahal sebenarnya semua itu justru agar rencanaku untuk dapat menikmati tubuh montoknya dapat terwujud.

Setelah beberapa kali mendengarkan tip dan trik merayu dan menggoda laki2 dariku melalui obrolan di fb, Karin mulai berani menggodaku dan akupun menikmatinya.

Dia mulai berani memakai blouse dengan potongan dada yang sangat rendah dan rok mini yang ketat. Dengan potongan blouse seperti itu, dengan jelas aku dapat melihat bagian atas kedua payudara Karin yang besar yang tak tertampung oleh BHnya.

Kadang-kadang Karin sengaja membungkuk membelakangiku untuk mengambil sesuatu, sehingga aku dapat melihat dengan jelas paha dan pantatnya yang mulus dari balik rok mininya yang tertarik saat dia membungkuk tersebut.

Karena CDnya model G-string, maka pantat mulusnya yang telanjang tersebut dapat terlihat langsung membuat aku ingin meremas pantat tersebut. Semua aksi Karin tersebut membuat aku benar2 terangsang dan ingin cepat2 menyetubuhinya.

Karena Karin dapat mengetik dengan cepat dan mahir membuat bahan presentasi, maka pada hari Sabtu aku meminta dia untuk masuk kantor membantuku menyelesaikan laporan yang akan digunakan untuk bahan rapat hari Senin besok. Pukul 09.00, Karin sudah tiba di kantor.

Sedangkan aku baru tiba di kantor 1 jam kemudian. Karin mengenakan T-shirt ketat warna hitam dengan belahan dada rendah dipadu dengan rok span mini yang ketat dengan warna yang sama dengan warna T-shirtnya. Hari itu Karin terlihat sangat cantik dan sexy.

Karena T-shirt dan rok span mini yang dikenakan sangat ketat, maka setiap lekuk tubuh Karina tercetak dengan jelas dari luar pakaiannya. Saat itu suasana di kantor sangat sepi karena memang hari itu adalah hari libur. Aku dan Karin hanya berdua didalam ruanganku.

Sementara diluar kantor beberapa petugas keamanan sedang bertugas jaga. Setelah menyelesaikan pekerjaan, sambil menunggu makan siang yang aku pesan, aku dan Karin bersantai melepas lelah diruanganku. Gak lama kemudian pesanan makan siangpun datang.

Kamipun langsung menyantap makanan tersebut karena memang saat ini waktunya makan siang. Selesai makan siang, sejenak kami saling terdiam. Hingga aku dikejutkan oleh pertanyaan Karin.

“Hen... kamu sudah punya pacar atau istri mungkin?” tanya Karin dengan malu2.

"Aku belum punya istri, Rin. Dan saat ini aku lagi jomblo” jawabku. Memang saat ini aku lagi jomblo. Aku putus dengan pacarku setahun yang lalu karena dia dipaksa menikah dengan pria pilihan orang tuanya.

“Kamu sendiri sudah punya pacar, Rin?” aku balik bertanya.

“Sama. Aku juga jomblo. Lagian siapa sih yang mau sama perawan tua seperti aku ini” jawab Karin.

“Orang secantik kamu pasti banyak yang naksir...” bantahku.

Lalu dengan ragu2 dan suara yang sangat pelan Karin bertanya, “Hen, kamu pernah gak mencium perempuan?”
Aku tertawa mendengar pertanyaan Karin tersebut. Tanpa menjawab pertanyaan Karin, aku balik bertanya, “Kalau kamu?”

Sambil menunduk Karin menggelengkan kepalanya sebagai tanda bahwa dia belum pernah berciuman dengan seorang pria.

Sejenak kami saling terdiam. Kemudian Karin berkata,”Hen, Kamu mau gak menciumku?”

“Apa???!!!” tanyaku mencoba menyakinkan apa yang barusan aku dengar. Aku kaget tapi sekaligus senang dengan pertanyaan Karin barusan. Rasanya keinginanku untuk dapat menikmati tubuh bahenol Karin sebentar lagi bakal menjadi kenyataan.

“Sori Hen. Jangan salah sangka, aku hanya ingin tahu bagaimana rasanya dicium oleh laki2” jawab Karin.

Aku terdiam untuk sementara waktu sambil terus menatap mata Karin. Begitupun sebaliknya.
Hingga kemudian aku berkata,"Oke, Rin. Demi kamu aku mau."

Ada pancaran kebahagiaan dari sorot mata Karin mendengar jawaban dariku. Kemudian Karin berdiri dan mendekat ke arahku. Hingga deru napas kami berdua terdengar jelas. Belum sempat kami berciuman, tiba2 Karin berbicara.

“Tapi Hen, aku minta kamu berjanji bahwa apa yang akan kita lakukan nanti hanya kita berdua yang tahu. Biarlah itu menjadi rahasia di antara kita berdua dan tidak akan tersebar keluar” pinta Karin sambil menatapku dengan tajam. Aku menangkap ada keraguan dalam diri Karin.

“Tenang Rin. Aku berjanji bahwa apa yang akan kita lakukan akan selalu menjadi rahasia kita berdua dan aku jamin tidak akan ada seorangpun yang tahu kecuali kita berdua” kataku mencoba menyakinkan Karin. Mendengar kata2ku, Karin lalu duduk dipangkuanku dan menciumku hingga beberapa saat lamanya.

Kemudian kami berhenti berciuman dan saling menatap. Dengan masih dalam pangkuanku, tiba-tiba Karin menciumku dengan liar. Tangannya memegangi rambutku.

Agar tidak merusak suasana dan agar Karin lebih bergairah lagi, aku harus dapat mengendalikan nafsuku walaupun sebenarnya nafsuku sudah di ubun2. Kalau aku terlalu agresif, aku takut Karin yang baru mengenal sek jadi takut dan hilang gairah. Aku harus dapat menyakinkan Karin bahwa sek itu nikmat dan menyenangkan.

Aku terus berpura-pura seolah-olah aku terkejut dan hanya meletakkan tanganku dipinggang Karin. Sambil tetap berciuman dengan liar, Karin kemudian memegang tangan kananku dan mengarahkannya ke payudaranya lalu menekan tanganku tepat di atas payudaranya, seolah-olah memberi tanda padaku untuk meremasnya.

Mendapat sinyal tersebut, akupun mulai memegang payudara Karin yang besar tersebut dan meremas-remas kedua payudara tersebut bergantian kiri dan kanan dengan lembut sehingga pentilnya tegak dan mengeras.

Payudara Karin yang besar tersebut terasa begitu lembut namun masih cukup kencang, pertanda bahwa payudara tersebut jarang atau mungkin bahkan belum bernah dijamah oleh laki2. Perasaanku saat itu tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Kedua bibir kami terus saling melumat dengan liar. Sementara itu, tangan kirikupun mulai menjelajah di seluruh tubuh Karin, membelai dan meremas dengan liar.

Kemudian kami berdua bangkit dari kursi. Dengan segera aku melepas T-shirt serta rok mini Karin. Dan Karinpun dengan nafsu yang menggelora dengan cepat melepas semua pakaian yang menutupi tubuhku tak terkecuali CDku hingga aku telanjang bulat.

Wooowww... Tubuh Karin yang hanya tinggal terbungkus BH dan CD tampak terlihat semakin seksi. Kemudian dengan cepat akupun melucuti BH dan CD Karin sehingga membuatnya benar-benar telanjang dan akupun sangat mengagumi tubuh telanjangnya yang sangat mulus tersebut.

Kedua payudara Karin besar dan kencang. Pentilnya besar berwara kecoklatan. Dibagian selangkangan Karin, bukit memeknya terlihat sangat tembem dihiasi bulu2 jembut yang hitam dan lebat namun tertata rapi.

Pertanda bahwa yang punya rajin merawat daerah kewanitaannya. Warna hitam bulu2 jembut Karin tersebut sangat kontras dengan kulit pahanya yang putih mulus.

Saat aku sedang menikmati indahnya tubuh telanjangan Karin, ternyata Karin juga sedang mengamati tubuh telanjangku. Matanya terbelalak menatap kon tolku yang sedang ereksi karena dia belum pernah melihat kon tol laki2 dewasa sebelumnya.

Kemudian aku bimbing tangan Karin untuk memegang kon tolku. Dengan instingnya, Karinpun memegang erat-erat batang kon tolku lalu mengocoknya pelan. Karin terkejut begitu melihat kon tolku yang bertambah keras dan panjang.

“Wow... besssaaarr... sekaliiii... Hen” pekik Karin.

Aku peluk tubuh mulus Karin sambil menikmati kocokan tangannya pada batang kon tolku. Aku merasakan tubuh Karin benar-benar halus dan membuatku semakin terpesona sehingga aku semakin bernafsu untuk segera mengentoti tubuh mulus tersebut.

Aku meminta Karin untuk duduk di kursi lalu dengan penuh nafsu aku mulai mengisap-isap kedua payudara Karin secara bergantian sambil sesekali menggigit dan menjilati pentilnya satu demi satu. Kemudian mulutku turun ke bawah mencium dan menjilati perut dan pusar Karin. Aku memasukkan lidahku ke dalam pusarnya.

"Aaaahhhhhhh... sssssshhhhhh... nikmaaaaat... baaangeeet... Heeeeen..." Karin mengerang keras sambil menggerakan pinggulnya dan menggigit bibirnya menahan gairah birahinya yang semakin menggelora.

Aku merenggangkan kedua kaki Karin lebar2. Perlahan-lahan aku dekatkan mulutku ke memek Karin yang ditumbuhi bulu2 jembut yang tercukur rapi itu lalu meletakkan lidahku di bibir memek Karin.

Akupun mulai menjilati bibir memek Karin yang sudah basah tersebut. Kemudian jilatanku kuarahkan pada itil Karin. Dengan lembut itil tersebut aku jilat dan aku isap2.

"Ohhhhh... yaaaaa... terus Heeeeen... isap itil Karin... teruuuussss... jangan berhenti... ssssshhhh... aaaaahhhhh... aku menyukainya... aaaaaahhhhhhh... Heeeeen... jilat... isap... mmmmhhhhh..." Karin mengerang. Kepalanya bergerak kekiri dan kekanan. Erangan Karin semakin keras saat tanganku kembali meremas-remas payudaranya.

“Oughhh... sssshhhh... ooooohhhh... enak Heeeeen... terus Hen... ssssshhhh... aaaaahhhh...!!!” jerit Karin. Mendengar erangan dan jeritan Karin, aku semakin bersemangat menjilati memeknya. Jilatanku jadi semakin kuat dan cepat.

Kemudian perlahan-lahan aku masukkan lidahku jauh ke dalam liang memek Karin dan menjilati bagian dalam liang memek Karin yang masih rapat dan basah tersebut.

“Sssshhhhh... Heeeeen... Ayo Heeeeen... jilat terus memek Karin... ssshhhhh... oooohhhh... Heeeeen... nikmaaaaaat...” erang Karin sambil menekan kepalaku kuat2 sehingga wajahku menempel erat di memeknya. Pinggulnya bergerak liar tak terkontrol sehingga memeknya menggerus liar bibirku.

“Heeeeeeen... Karin... keluuuuuaaaar... aaaaahhhhhh...!!!” jerit Karin. Gerakan pinggulnya terhenti namun tangannya menekan kuat2 kepalaku hingga hidungku ikut terbenam di memeknya. Lidahku terjepit erat di dalam liang memek Karin. Memek Karian berkedut-kedut kuat sekali.

Karin mencapai orgasmenya untuk pertama kalinya. Seeeeer... seeeer... seeer... cairan kenikmatan Karin menyembur dari dalam memeknya dan langsung masuk kedalam mulutku. Aku terus menjilati cairan yang keluar dari memek Karin tersebut. Setelah kedutan memeknya berhenti, Karin melepas tangannya dari kepalaku.

“Oh Hen... luar biasa nikmatnya... seumur hidup aku belum pernah merasakan kenikmatan sedahsyat ini...” kata Karin.

Setelah memberikan waktu beberapa saat bagi Karin untuk menikmati orgasme pertamanya, aku meminta Karin berbaring di karpet lantai ruang kerjaku.

Karinpun lalu membaringkan tubuhnya di atas karpet yang aku tunjuk. Melihat tubuh Karin yang montok dan molek tersebut, nafsuku semakin memuncak. Aku buka kaki Karin lebar2 lalu aku menempatkan diriku di antara kedua kaki Karin tersebut.

“Pelan2 Hen... aku belum pernah melakukan sebelumnya...” pinta Karin dengan pandangan sayu. Wajahnya terlihat tegang karena dia menyadari bahwa dia pasti akan merasakan sakit saat liang senggamanya untuk pertama kalinya dimasuki kon tol laki2.

“Rilek Rin. Jangan tegang. Bayangkan saja bahwa kamu akan mendapatkan kenikmatan yang luar biasa.” Aku mencoba menyakinkan Karin sambil menggesek-gesekan kepala kon tolku di bibir memeknya yang sudah sangat basah. Kemudian perlahan aku mulai mendorong kepala kon tolku ke dalam liang memek Karin.

Walaupun memek Karin sudah sangat basah keadaannya namun kon tolku masih saja susah masuk liang memeknya akibat liang memek Karin yang masih rapat dan ketat tersebut.

“Aow... sakit!” teriak Karin saat aku memaksa kon tolku untuk masuk liang senggama memeknya. Aku mencabut kembali batang kon tolku. Aku belai lembut rambut Karin sambil menenangkannya.

“Tahan Rin. Sakitnya hanya sebentar kok. Itu karena memek kamu meregang saat kemasukan kon tol untuk pertama kalinya. Setelah liang senggama kamu dapat menyesuaikan dengan batang kon tolku rasa sakit itu akan lenyap.” jelasku.

Untuk menjaga gairah Karin, akupun meremas kedua payudara Karin lalu secara bergantian kedua payudara tersebut aku kenyot-kenyot. Pentilnya aku jilat dan isap2. Sorot kedua mata Karin makin sayu pertanda gairahnya semakin memuncak.

“Ayo Hen coba lagi... masukin kon tolmu pelan2...” kata Karin lirih. Dia percaya dengan penjelasanku dan memintaku untuk kembali memasukan kon tolku kedalam liang memeknya.

Sambil melumat bibir Karin dan mainin lidahnya, aku gesek2 kepala kon tolku di memek Karin lalu perlahan kumasukan batang kon tolku kedalam liang senggama memeknya, namun baru sedikit kepala kon tolku yang masuk, Karin langsung menahan pinggangku.

Aku keluarkan lagi kon tolku lalu aku gesekin lagi dan kemudian aku masukin lagi. Masih ada penolakan dari Karin. Aku keluarkan lagi kon tolku lalu aku gesekin lagi dan kemudian aku masukin lagi.

Begitu aku ulang ulang. Makin lama makin panjang batang kon tolku yang masuk kedalam liang senggama memek Karin. Yang awalnya hanya sebatang kepala kon tolku saja yang masuk, hingga akhirnya 1/4 batang kon tolku dapat masuk liang senggama memek Karin dan tidak ada penolakan darinya.

Rupanya liang senggama memek Karin sudah mulai beradaptasi dengan besarnya batang kon tolku ditambah lagi dengan semakin banyaknya cairan pelumas yang keluar dari memeknya sehingga liang senggama memeknya menjadi semakin licin.

Aku rasa inilah waktunya, aku tekan kuat2 batang kon tolku masuk kedalam liang senggama memek Karin. Kepala kon tolku terasa merobek sesuatu mungkin itu selaput dara Karin.

“Aaauuuuuuuuuuwwwww... Sakit...!!!” teriak Karin kesakitan. Aku peluk erat2 tubuh Karin dan aku lumat kembali bibirnya karena dia berontak mencoba untuk mendorong tubuhku, walau aku juga kesakitan karena bibirku digigitnya dan kuku2nya mencengkeram punggungku. Air mata Karin mengalir dari matanya.

Sejenak aku diam dengan batang kon tolku masih berada di dalam liang senggama memek Karin sampai Karin kembali tenang. Akhirnya Karin melepaskan cengkraman kukunya dari punggungku dan dia mulai merespon kembali ciumanku.

Karin merangkulku dengan kedua tangannya dan kedua kakinya ia lingkarkan dipinggangku. Aku mulai mengentot Karin. Karin mendesah-desah kenikmatan sementara aku mendengus-dengus sambil ngenyoti payudara Karin dengan rakus. Selangkangan kami beradu berkali-kali menimbulkan bunyi tamparan yang keras.

Plok... plok... plok... Aku merasakan memek Karin yang rapat, licin dan hangat itu mencengkram batang kon tolku terus menerus.

Kami bersatu dalam birahi. Kedua tubuh kami yang kini penuh keringatan saling berpacu menuju puncak birahi. Kami tenggelam dalam nikmatnya surga dunia.

“Aduuuuuuuh... enaaaaakkk... Heeeeen... aku gak taaahaaaaan... akuuuu... keluuuuuaaaaar... lagi... aaaaaahhhhh...!!!” Karin berteriak keras dan merangkulku erat-erat.

Aku merasakan rangkulan Karin begitu eratnya sehingga sedikit membuatnya sesak. Sementara itu selangkangan Karin bergetar dan mengejang-ngejang membuat otot2 liang senggama memeknya berkonstraksi seakan meremas dan menyedoti kon tolku yang ada di dalamnya.

Karena ini adalah pertama kalinya Karin ngentot maka setelah mengalami dua kali orgasme, staminanya langsung turun. Tubuhnya lemas dan terbaring pasrah.

Setelah melewati sesi ngentot yang sangat panjang tersebut, akupun merasakan hendak mencapai klimaks. Aku pompa kon tolku di dalam liang senggama memek Karin lebih keras dan lebih cepat.

“Ouuughhhhh... Riiiiin... aaakkkuuuu mau kelluaaaarrr... oooohhhh... memek kamu enaaakkk sekaaalliiiii... ssssshhhhh... ooougghhhh... Riiiin... aku gak taaahhaaannn... aku keluuuuuaaaar...” akupun mengerang merasakan puncak orgasmeku yang sudah diujung kepala kon tolku.

“Aaaaaaaaaaaaahhhh...!!!” teriakku. Crooooot... croooot... crooot... kon tolku menyemprotkan pejuhku didalam liang senggama memek Karin. Karin merasakan hangatnya pejuhku di liang senggama memeknya.

Begitu banyaknya pejuh yang aku semprotkan di dalam liang senggama memek Karin, membuat liang senggama memeknya gak dapat menampung semua pejuhku sehingga sebagian pejuhku mengalir keluar dari memek Karin membasahi karpet lantai ruang kerjaku.

Setelah semprotan pejuhku berhenti, aku menarik keluar batang kon tolku dari dalam liang senggama memek Karin. Aku bersihkan memek Karin dari sisa2 cairan pejuhku yang sudah bercampur dengan cairan orgasme Karin tersebut dengan tisue hingga bersih. Tak lupa akupun membersihkan ceceran cairan yang ada di karpet. Kemudian aku membungkuk dan mencium Karin kembali dan kami berdua berbaring di atas karpet lantai ruang kerjaku.

“Hen kamu betul-betul hebat, aku benar2 mengalami nikmatnya ngentot” bisik Karin.

“Aku juga. Enak banget ngentot dengan kamu, empotan memek kamu terasa banget“ aku menimpali bisikan Karin.

Setelah hampir 40 menit kami beristirahat untuk memulihkan tenaga kami masing-masing. Nafsuku mulai bangkit kembali melihat tubuh molek Karin tergolek pasrah disisiku.

Kedua tanganku dengan penuh nafsu meremasi kedua payudara Karin yang besar itu hingga kedua pentilnya yang besar itu mencuat dan mengeras kembali. Aksiku ini perlahan-lahan mulai membangkitkan kembali birahi Karin.

Kemudian aku mulai menciumi payudara kanan Karin. Aku cupang dan sedoti payudara itu sehingga meninggalkan bekas cupang di sana-sini. Lalu aku kulum pentil payudara kanan Karin.

Aku jilati secara memutar yang membuat Karin mulai mendesah lebih keras dan terkadang mengerang. Lalu aku sedot pentil itu kuat-kuat karena gemas. Karin meremas kepala Aku dengan keras.

“Ouuughhh... Hendra... hiisaaaapppp... teeeruuuuss Heeeeen... ooughhhh... yyaaachhh teruuus... isap yang kuat Heeeeen...” Karin mengerang.

Hmmhhh... sssllluuurpppp... sssllluuurpppp... Aku terus menghisap-hisap pentil payudara kanan Karin. Kemudian aku berpindah ke payudara Karin yang sebelah kiri.

Aku lakukan hal serupa dengan apa yang aku lakukan terhadap payudara kanan Karin hingga payudara kiri Karin tersebut berhiaskan bekas cupang di sana-sini. Begitu bernafsunya Aku sehingga hampir tiap jengkal gundukan payudara Karin aku cupangi.

Setelah puas menjelajahi dada Karin, aku lalu membuka paha Karin lebar-lebar dan bau memek Karinpun langsung tercium menyebabkan aku tak bisa menahan diri untuk segera menjilati memeknya. Dengan dua jariku aku buka bibir memek Karin lalu mulai menjilat dan menghisapi memeknya yang sudah basah kuyup itu.

Tak bosan-bosannya lidahku menjilati bibir memek Karin. Sesekali aku menyedoti itilnya ataupun terkadang menyedot bagian dalam bibir memeknya. Ternyata aksiku pada memek Karin tersebut membuat dia mencapai puncak kenikmatan.

“Aaaggghhh... Heeeeen... aku keluaaar... ooohhhh... eenaaaaak... Heeeeen...” Karin melenguh. Seeeeer... seeeer... seeer... memek Karin menyemburkan cairan kenikmatan untuk ke-3 kalinya.

Hanya butuh waktu lima menit aku melahap memek Karin, Karin sudah orgasme untuk pertama kalinya dibabak kedua ini. Memeknya dibanjiri cairan bening hangat yang membasahi selangkangannya maupun mulut dan daguku. Aku berusaha menjilati dan mengecap semua cairan kenikmatan Karin tersebut. Cairan itu terasa begitu nikmatnya di mulutku.

Setelah Karin sudah mulai tenang kembali, aku memposisikan kon tolku tepat didepan liang senggama memeknya, lalu menindihnya sambil menyelipkan kedua tanganku di kedua pantatnya. Karin merenggangkan kakinya lebar-lebar dan dengan kedua tangannya, diapun memegang kedua pantatku.

“Oughhh..... Heeeeen..... mmaasuukkiin..... kememekku..... Heeeeeeen..... ooughhh..... aakuuu..... tidak taahan lagi..... ceepaat..... Heeeeen..... akuu ingin merasakan kon tolmuuu..... yang besaaarr itu.....” Karin mengerang menyuruhku untuk cepat memasukkan kon tolku kedalam memeknya.

Kemudian aku menghujamkan kon tolku kuat-kuat sambil menarik pantat Karin dan dalam waktu yang bersamaan, Karin juga menarik pantatku. Sehingga seluruh batang kon tolku yang besar itu dalam satu gerakan telah amblas diliang senggama memek Karin.

Kali ini Karin tidak merasakan sakit seperti saat pertama kali aku memerawaninya. Namun demikian ada sedikit rasa ngilu akibat kon tolku yang besar dan keras membelah memeknya dan memenuhi lliang senggama memeknya. Karin memelukku rapat-rapat.

“Uuuuuuuugghhh...” Karin melenguh saat kon tolku menerobos masuk dalam liang senggama memeknya, “Oh Hendra, kon tolmu besar sekali, memekku terasa penuh...” lanjut Karin sambil menekan pantatku.

“Aaagghhh... Rin, empotan memekmu juga eenak banget...” Akupun mengerang merasakan kon tolku yang terjepit erat oleh memek Karin dan nikmatnya empotan memeknya tersebut.

Untuk beberapa saat kami berpelukan tanpa bergerak. Aku mencium bibir Karin sambil ngentoti memeknya. Kami berciuman beberapa saat. Karin dapat mencium bau memeknya di mulutku yang habis menjilati memeknya, namun Karin tidak peduli. Aku dan Karin saling cium dan saling jilat.

Kedua tubuh kami kini basah kuyup oleh keringat. Sementara kedua bibir kamipun sudah basah oleh ludah kami yang saling bertukar saat berciuman.

Pinggul besar Karin mulai bergoyang-goyang sehingga aku merasakan kon tolku kini mulai dikocok di dalam liang senggama memeknya. Aku membalasnya dengan memutar pinggulku. Mula-mula kami bergoyang tidak seirama dan perlu beberapa saat agar gerakan pantat kami dapat sinkron. Akhirnya kami dapat ngentot dalam suatu irama yang sama.

Sambil terus berpagutan, aku asyik mengentoti tubuh Karin yang sekal dan padat itu. Nikmat sekali bergumul dengannya karena seakan tubuhnya diciptakan pas untukku. Saat kami ngentot, bibir bertemu bibir, dada bertemu dada dan kelamin saling bersatu. Sungguh nikmat rasanya.

Payudara Karin yang besar itu tergencet dadaku. Aku dapat merasakan pentil dan gundukan payudara Karin lembut dan kenyal didadaku.

“Hhhhmmmm... aaaaghhh... empotan memekmuuu... benaaarr-benaar... enaaakkk... oouughhh... koontooolllkuuu... teerjeppiitt... erat sama memekmuuu...“ akupun melenguh keenakan merasakan jepitan dan empotan dinding vagina Karin dibatang kon tolku.

“Ouughhh... Hendra... teruussss... ooughhh... enaaakkkk sekaalliii... oughhhh... tekaaaann yang dalam... Oughhh... puaskaannn... akuuuu dengan kon tol besarmu... Heeeeen... aaaahhhh...” lenguhan Karin semakin menjadi. Aku mengikuti kemauan Karin dengan menekan lebih dalam kon tolku diliang senggama memeknya hingga aku dapat merasakan ujung kepala kon tolku menyentuh bagian paling dalam memeknya.

Kami bercumbu dengan buas. Lebih hot dari sebelumnya karena Karin sudah benar2 dapat merasakan nikmatnya dientot. Rasa perih di memeknya kini hilang.

Setiap gesekan kon tolku kini menimbulkan rasa nikmat yang luar biasa. Lidah kami saling bersilat dan berusaha menjilat, bibir kami asyik saling memagut bagaikan ular yang berusaha mencaplok mulut lawannya. Kami berangkulan erat seakan tak ingin dipisahkan. Sementara kedua kelamin kami bersatu.

Memek Karin memang masih sangat rapat karena baru saja aku perawani. Begitu rapatnya sehingga kon tolku terasa digenggam erat oleh otot2 memek Karin. Aku percepat hujaman kon tolku dalam memek Karin sementara kini bibirku telah mencaplok leher kiri Karin dan mencupangnya sekuat mungkin.

“Uuuuuhhhhhh... Heeeeen... nikmaaaatttt... Heeeeen...” Karin melenguh penuh kenikmatan.

Karin merasa geli dan nikmat ketika mulutku menggarap lehernya dengan penuh birahi. Lidahku menggelitik lehernya dan bahkan cupanganku di lehernya menyebabkan rasa nikmat yang menjalar dari kepala sampai ke memeknya yang membuat pertahanannya jebol.

“Ouughhhh... Hendra... eenaaaakkk... aakuuu... keluaarr... ssshhh... aagghhhh...!!!” Karin merintih-rintih merasakan kenikmatan. Tubuh sekalnya merangkulku sangat kuat dan selangkangannya berkedut-kedut kelojotan dan memeknya mencengkram kon tolku begitu kuatnya dan seakan menyedoti dan meremasi batang kon tolku.
Seeeeer... seeeer... seeer... memek Karin yang sudah basah kuyup itu mengeluarkan cairan hangat yang lebih banyak lagi yang membanjiri liang senggama memeknya dan mengguyur kon tolku yang tegang.

“Heeeeeeen... enaaaaaaaaakkkk... bangeeettttttttttt...!!!” erang Karin.

“Ssssshhhh... Riiiiin... aakkuu juga gak taahhaann...” erangku. Sambil mencupang keras-keras leher Karin, aku merangkul Karin sekuat tenaga lalu membenamkan kon tolku sedalam mungkin di dalam liang senggama memeknya.

“Aaaaaaaahhhhh... aakkuuuu... keluuuuuuaar... aaaaahhhhh...!!!” Aku menjerit. Crooooot... croooot... crooot... kon tolku menyemprotkan pejuh di dalam liang senggama memek Karin. Aku merasakan kon tolku berkedut-kedut berkali-kali menyemprotkan cairan pejuhku namun tidak sebanyak sebelumnya.

Ketika badai orgasmeku reda, aku masih belum melepaskan diriku dari Karin, melainkan tetap menindihnya lalu mengecup bibirnya. Karin tersenyum dan menatapku lalu mengecup balik. Akhirnya kami berciuman lagi selama beberapa saat.

Tak lama kemudian aku menarik keluar kon tolku dari dalam memek Karin. Dari liang memek Karin terlihat cairan putih mengalir perlahan, sementara kon tolku yang mulai mengkerut tampak mengkilat karena cairan kenikmatan Karin. Kami berdua kemudian beranjak menuju kekamar mandi yang ada diruanganku untuk membersihkan diri.

Setelah membersihkan diri, kami berdua mengenakan pakaian kami masing2, lalu kami berdua keluar meninggalkan kantor. Aku antar Karin pulang ke Apartemenya yang tidak jauh dari kantor.

Namun sebelum pulang aku mengajak Karin untuk makan malam di restoran langgananku. Selesai makan malam baru aku antar Karin ke Apartemennya. Ditempat parkir Apartemen, sebelum turun dari mobilku, Karin mencium mesra dibibirku.

“Terima kasih yach, atas pengalaman yang sangat indah ini” bisik Karin mesra ditelingaku.

”Kalau kamu ingin kenikmatan itu lagi, bilang saja” balasku dengan senyuman dan tatapan yang menggoda.

”Pasti... rasanya aku mulai ketagihan dengan ini...“ jawab Karin sambil meremas selangkanganku dan tersenyum lalu keluar dari mobilku.

Akupun memacu mobilku agar segera tiba dirumah. Sesampainya di rumah akupun langsung menuju kamar tidur. Malam ini aku tidur dengan lelap karena kecapekan setelah hampir sesiang tadi ngentoti Karin, sekretarisku yang semok tersebut.

Namun rasa capek tersebut setimpal dengan apa yang aku dapatkan. Aku dapat perawan Karin dan dapat merasakan enaknya memek Karin dan nikmatnya empotan memeknya. Sementara itu ditempat Karin, diapun tertidur dengan lelap. Diwajahnya terpancar sinar kepuasan.

TAMAT
Cerita Dewasa Sekretarisku Yang Ternyata Masih Perawan Cerita Dewasa Sekretarisku Yang Ternyata Masih Perawan Reviewed by Artseks on 12/20/2015 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.